Jakarta, CNN Indonesia -- Model bisnis toko kelontong
(convenience store) yang diterapkan 7-Eleven sebenarnya bukan bisnis baru di Indonesia. Sebelum 7-Eleven masuk ke Indonesia, terdapat Circle K yang sudah dulu masuk dan menjajal bisnis tersebut di Indonesia.
Namun, gaung bisnis
convenience store memang baru bersinar kala 7-Eleven masuk ke Indonesia pada 2008. Sejumlah pengusaha lokal dan asing pun kemudian berbondong menjajal peruntungan bisnis tersebut di Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 230 juta jiwa dianggap sebagai daya tarik.
Seven Eleven sendiri berasal dari Amerika Serikat dan berdiri sejak tahun 2005. Namun, kepemilikannya saat ini, dipegang Seven & I Holdings Co., sebuah perusahaan Jepang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Waralaba ini masuk ke Indonesia di bawah naungan PT Modern Internasional Tbk. Melalui anak usahanya, PT Modern Sevel Indonesia mengelola gerai 7-Eleven dengan konsep berbeda dari bisnis minimarket lainnya. Mereka menyediakan fasilitas wifi, menjual berbagai macam makanan ringan, dan kopi.
Fasilitas yang disediakan tersebut mendorong masyarakat terutama anak muda betah menongkrong di gerai 7-Eleven. Konsep ini pula yang membuat sejumlah minimarket lainnya meniru model bisnis 7-Eleven.
Setiap gerai 7-Eleven menjual berbagai jenis produk, umumnya makanan, minuman, dan majalah. Di berbagai negara, tersedia pula layanan seperti pembayaran tagihan serta penjualan makanan khas daerah. Produk khas 7-Eleven adalah
Slurpee, sejenis minuman es dan
Big Gulp, minuman
soft drink berukuran besar. Hingga September 2016, jumlah gerai mencapai 175 unit di Indonesia
Namun sayang, pada awal Juni 2017, PT Modern Internasional Tbk mengumumkan penutupan seluruh gerai pada 30 Juni mendatang. Penghentian seluruh kegiatan gerai 7-Eleven itu disebabkan keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh Perseroan untuk menunjang kegiatan operasional gerai 7-Eleven.
Convenience store sendiri memiliki karakteristik yang berbeda dengan
minimarket. Jenis toko ini biasanya menyediakan tempat duduk dan fasilitas lainnya yang menunjang pengunjung untuk duduk sejenak di toko tersebut. Segmen pasar yang diincar oleh
convenience store pun biasanya lebih menyasar ke kaum anak muda. Untuk menarik banyak pembeli,
convenience store biasanya menyiapkan tempat-tempat duduk sebagai jamuan tempat mengobrol dan menyiapkan
WiFi Hotspot.
Selain, 7-Eleven yang nasibnya berakhir di akhir bulan ini, masih terdapat beberapa
convinience store yang masih bertahan hingga kini dan bisa disimak pada halaman berikut.
Pada tahun 1951, Fred Harvey membeli tiga toko bahan makanan Kay's Foodstore di El Paso, Texas. Setelah pembelian tersebut, Fred Harvey mengubah nama Kay's Foodstore menjadi Circle K. Sejak saat itu, dengan perlahan Circle K mulai membesar melalui berbagai akuisisi minimarket lain.
Pada tahun 1979, Circle K akhirnya memutuskan untuk terjun ke pasar internasional dengan membuka lisensi internasional gerai pertamanya di Jepang. Hal inilah yang menjadi batu loncatan bagi perusahaan ini berkembang menjadi salah satu jaringan waralaba
minimarket terbesar di dunia.
Di Indonesia, Circle K pertama kali hadir pada tahun 1986 di kota Jakarta, tepatnya di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan. Circle K lalu merambah keluar Jakarta dengan membuka toko luar Jakarta pertamanya di Bali pada tahun 1996. Circle K Yogyakarta kemudian menyusul pada 2000, kemudian Circle K Bandung pada 2001.
Saat ini, Circle K memiliki gerai di hampir setiap kota besar di seluruh Indonesia dan mempekerjakan lebih kurang 800 tenaga kerja di Indonesia. Seperti
convenience store lainnya, Circle K juga menyediakan produk makanan cepat saji hingga kopi siap bawa yang dibanderol dengan harga cukup murah.
2. Indomaret Point
 Foto: (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari) Indomaret Point Juanda |
Indomaret merupakan perusahaan waralaba minimarket pertama dan terbesar di Indonesia yang terafiliasi dengan perusahaan Group Salim. Toko Indomaret pertama kali berdiri di Ancol Jakarta Utara pada November 1988.
Pada awal tahun 2010, Indomaret mulai melirik pasar
convenience store. Lewat brand Indomaret Point, Indomaret siap bertarung dengan 7-Eleven dan Lawson milik group Alfamart.
Konsepnya yang diusung Indomaret Point tidak jauh berbeda dengan 7-Eleven dan Lawson. Bedanya, Indomaret Point dikembangkan oleh orang Indonesia, sehingga lebih memasarkan produk-produk lokal. Hingga Januari 2017, jumlah gerai Indomaret telah mencapai 13.000 unit, termasuk Indomaret Point.
Direktur Pemasaran Indomaret WiwiekYusuf mengaku pihaknya akan belajar dari pengalaman 7-Eleven. Untuk itu, saat ini, pihaknya sangat selektif dalam menentukan lokasi untuk membuka Indomaret Point.
Pada tahun 1939, Lawson awalnya merupakan sebuah toko susu di Negara Bagian Ohio, Amerika Serikat milik J.J Lawson. Pada tahun 1974, Lawson berkonsolidasi dengan perusahaan Jepang Daei Inc. untuk membuka toko pertamanya di Jepang. Sekarang, Lawson adalah perusahaan Jepang, sekaligus pemilik jaringan
convenience store terbesar kedua di Jepang setelah 7-Eleven.
Di Indonesia, Lawson menandatangani perjanjian lisensi dengan PT. Midi Utama Indonesia, Tbk, bagian dari Alfa Group pada 20 Juni 2011. Midi Utama Indonesia adalah pemilik merek minimarket Alfamidi dan Alfaexpress. Alfa Group melalui PT Sumber Alfaria Trijaya juga merupakan pemilik minimarket Alfamart.
Gerai pertama Lawson di Indonesia dibuka pertama kali di Kemang, Jakarta Selatan pada Juli 2011. Tidak berbeda jauh dengan 7-Eleven, gerai Lawson juga menyediakan tempat duduk guna memfasilitas anak-anak muda untuk menongkrong.
Adapun produk andalan yang dijual antara lain
fast food, serta roti khas Jepang. Sejak pertama kali dibuka tahun 2011, jumlah gerai Lawson di Indonesia terus mengalami penurunan. Pada 2012 jumlah gerai Lawson pernah mencapai 84 gerai, namun angka tersebut kian turun yakni 62 gerai pada 2013, 49 gerai pada 2014, 38 gerai pada 2015 dan hingga 2016 hanya sebanyak 35 gerai.
4. FamilyMart  Foto: CNN Indonesia/Yuliyanna Fauzi Gerai Family Mart di Kawasan Cipete, Jakarta Selatan |
FamilyMart, pertama kali didirikan pada tahun 1970 di Jepang sebagai toko yang dibangun di area tersendiri dan dirancang sebagai toko percontohan modern dengan konsep dan format retail baru, yaitu
Convenience Store. FamilyMart saat ini dimiliki FamilyMart Company Limited, Jepang, dengan jumlah toko mencapai lebih dari 20.000.
FamilyMart tersebar di beberapa negara, yaitu Jepang, China, Taiwan, Thailand, Philipine, Vietnam, Malaysia dam Indonesia. Di Indonesia, pembukaan toko FamilyMart dilakukan melalui kerja sama dengan PT. Fajar Mitra Indah, anak perusahaan Wings Group. FamilyMart pertama kali hadir di Indonesia, di Cibubur, pada 16 Oktober 2012, dan saat ini sudah berhasil mengoperasikan 73 toko di area Jadetabek.
FamilyMart Indonesia juga menyediakan fasilitas tempat duduk yang disiapkan bagi pelanggan, serta varian lengkap produk kebutuhan sehari-hari, Adapun produk makanan unggulan yang dijual antara lain Siomay, Dimsum,
Pao serta
Fresh-Brewed Coffee, Green Tea Latte, dan
Thai Tea.