Tutup Seluruh Gerai, 7-Eleven Masih Cicil THR Karyawan

CNN Indonesia
Selasa, 27 Jun 2017 17:47 WIB
Seven Eleven masih menunggak setengah pembayaran THR karyawannya hingga saat ini.
Sejak tahun 2015, 7-Eleven terpaksa harus mengurangi gerai ritelnya yang tersebar di berbagai sudut Ibukota DKI Jakarta lantaran masalah keuangan perusahaan. (ANTARA FOTO/Paramayuda)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hairul (25) terpaksa tak bisa menggunakan sebagian besar penghasilannya untuk menutup seluruh kebutuhan saat merayakan lebaran, dua hari lalu. Ia bilang, beberapa pengeluaran harus ditahannya hingga seluruh Tunjangan Hari Raya (THR) yang berhak didapatnya cair. Sebab, 'bonus' dari perusahaan yang diberikan jelang hari raya Idulfitri itu, baru setengahnya masuk kantong Hairul.

Pria ini bekerja sebagai salah satu pegawai 7-Eleven di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. Waralaba yang berada dibawah naungan PT Modern Internasional Tbk dan memiliki sekitar 1.600 karyawan ini, memutuskan untuk mencicil pencairan THR pada karyawannya seiring pula dengan keputusan perseroan untuk menutup gerai 7-Eleven pada akhir bulan ini akibat merugi.

"Ya, sebenarnya masih dikasih tapi dicicil," ucap Hairul kepada CNNIndonesia.com saat membereskan sisa barang jual yang akan dikembalikan ke pabrik, Selasa (27/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurut karyawan yang sudah bekerja selama dua tahun ini, Ia seharusnya bisa mengantongi THR sebesar satu bulan gaji pokoknya atau setara Rp3,3 juta. Sayang, baru setengah dari haknya yang dipenuhi oleh manajemen perusahaan. Dia pun mengaku belum mendapat informasi kapan sisa pembayaran THR akan dilunasi perusahaan.

"Kemarin ada (cair) sekitar Rp850 ribu, lalu ada lagi Rp850 ribu. Jadi, belum sepenuhnya cair, baru Rp1,7 juta," imbuhnya.

Tak hanya Hairul, seretnya aliran THR juga dirasakan Dede (27), yang telah mengabdikan diri sekitar empat tahun pada 7-Eleven. Dede yang selama bekerja sudah beberapa kali berpindah penempatan, mengaku terpaksa menahan pengeluaran karena THR yang masih dicicil.

"Sebenarnya dikasih. Tapi pelunasannya sampai bulan depan. Di awal Juli katanya, terakhir diberikan semua," bagi Dede pada kesempatan yang sama.

Selain menanti sisa THR, Dede mengaku masih menanti nasibnya ke depan. Pasalnya, hingga kini Dede belum memperoleh informasi resmi terkait status kerja ke depan, maupun pesangon yang berhak diterima mereka bila terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dilakukan.

Dede mengaku tak tak terlalu kecewa dengan kebijakan perusahaan untuk mencicil THR-nya. Pasalnya, dia mengaku lebih sedih karena seluruh gerai 7-Eleven harus tutup lantaran menanggung kerugian.

"Iya kecewa (7-ELeven tutup), tapi untuk diteruskan juga tidak mungkin. Ini mungkin ada baiknya, ada buruknya juga. Tapi sebenarnya (kerugian perusahaan) baru-baru ini saja, tahun ini saja. Tapi terpaksa tutup sekarang," tuturnya.


Sejak tahun 2015, 7-Eleven terpaksa harus mengurangi gerai ritelnya yang tersebar di berbagai sudut Ibukota DKI Jakarta lantaran masalah keuangan perusahaan. Tercatat sekitar 20 gerai tutup di 2015. Jumlahnya kian bertambah di tahun lalu dimana tercatat sebanyak 25 gerai tutup, dan meningkat pada kuartal pertama tahun ini dengan penutupan 30 gerai. Puncaknya, pada 30 Juni mendatang, seluruh gerai 7-Eleven akan ditutup.

Sejak resmi hadir di Tanah Air pada 2009, 7-Eleven cukup agresif membuka gerainya. Dalam kurun waktu dua tahun, 7-Eleven berhasil memiliki 50 gerai. Selang setahun, jumlah gerainya pun melonjak hingga dua kali lipat dan mencapai 190 gerai pada 2014.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER