'Tutup Lapak', 7-Eleven Inc Berharap Balik ke Indonesia Lagi

CNN Indonesia
Senin, 03 Jul 2017 18:42 WIB
Perusahaan ritel global, 7-Eleven Inc masih berharap dapat kembali masuk ke pasar Indonesia, kendati seluruh gerainya resmi ditutup akhir Juni lalu.
Penghentian kerja sama antara 7-Eleven Inc dengan PT Modern Sevel Indonesia sudah dilakukan sejak 14 Juni lalu. (CNN Indonesia/Yuliyanna Fauzi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan ritel global, 7-Eleven Inc mengaku masih berharap dapat kembali masuk ke pasar Indonesia suatu saat ini.

Sejak 14 Juni lalu, 7-Eleven Inc telah resmi mengakhiri perjanjian waralaba utamanya dengan PT Modern Sevel Indonesia, anak perusahaan PT Modern Internasional Tbk. Dengan pengakhiran kerja sama tersebut, seluruh gerai 7-Eleven di tanah air pun telah resmi ditutup per 30 Juni lalu.

"Kami terus percaya pada pasar Indonesia dan berharap bisa kembali memasuki pasar di masa yang akan datang," jelas 7-Eleven kepada CNNIndonesia melalui surat elektronik, akhir pekan lalu. Dengan demikian, 7-Eleven Inc pun  tidak menutup kemungkinan untuk menggandeng partner baru guna kembali masuk Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Perusahaan ritel global tersebut pun menjelaskan, penghentian kerjasama antara pihaknya dengan Modern Sevel sendiri dilakukan setelah melakukan negosiasi selama 23 bulan. Negosiasi dilakukan terkait pengembalikan operasional dan pemenuhan kepatuhan finansial sesuai perjanjian waralaba (master franchise agreement).

Modern Sevel pun kini tengah menghentikan seluruh bisnis 7-Eleven di Indoensia, termasuk melakukan penutupan seluruh gerai ritel tersebut.
Lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings, menilai pemberhentian operasional gerai 7-Eleven di Indonesia tidak menunjukkan terdapatnya masalah industri ritel di Indonesia, namun mencerminkan keadaan yang khas pada waralaba tersebut.

Direktur Fitch Ratings Indonesia Olly Prayudi mengatakan, pihaknya meyakini penutupan toko oleh pemegang waralaba, PT Modern Internasional Tbk (MDRN) menggarisbawahi risiko peraturan yang berkembang dan pentingnya model bisnis yang solid untuk profil utang ritel.

Seperti diketahui, Modern Internasional menyatakan akan menutup semua gerai 7-Eleven di bawah pengelolaannya pada 30 Juni 2017 karena kurangnya sumber daya untuk mendanai operasional tokonya.

Perusahaan menutup sekitar 25 gerai pada 2016, meninggalkan perusahaan dengan 161 toko. Adapun pada 2015 Modern Internasional memiliki lebih dari 185 gerai 7-Eleven.

"Hal itu terjadi setelah Kementerian Perdagangan pada April 2015 yang melarang penjualan minuman beralkohol untuk ritel modern dan kecil, yang berkontribusi sekitar 15 persen dari penjualan Modern Internasional," ungkap Olly.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER