Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali mencatat, transaksi jual beli valuta asing (valas) di Pulau Dewata pada kuartal I 2017 mencapai Rp7,8 triliun atau tumbuh hampir 8 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Causa Iman Karana mengatakan peningkatan transaksi penukaran mata uang asing itu seiring dengan kenaikan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Pulau Dewata pada periode yang sama.
"Dari total transaksi valas pada periode itu transaksi pembelian dan penjualan valas masing-masing tercatat sebesar Rp3,95 triliun dan Rp3,91 triliun," ujarnya seperti dilansir dari
Antara, Minggu (9/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Causa menambahkan, berdasarkan data Dinas Pariwisata, jumlah wisman ke Bali selama triwulan pertama 2017 mencapai hampir 915 ribu orang atau naik 26 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya.
Ia lebih lanjut menjelaskan, selain karena meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan, peningkatan transaksi jual beli valas juga didorong bertambahnya jumlah Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) berizin di Bali.
Bank sentral itu mencatat hingga Maret 2017 jumlah KUPVA BB di Bali mencapai 697 terdiri dari 143 kantor pusat dan 554 kantor cabang.
"Dibandingkan dengan akhir tahun 2016 jumlah itu meningkat sebanyak 35 kantor, " katanya.
Kewajiban penggunaan mata uang rupiah juga turut mendorong peningkatan transaksi valas karena bertambahnya jumlah KUPVA BB berizin di Bali yang bekerja sama dengan hotel.
BI menyebutkan total transaksi salah satu KUPVA BB yang memiliki 63 kantor cabang di hotel mencapai Rp33,7 miliar selama Januari-Februari 2017 atau naik 7,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.