Lelang Blok Migas, 12 Perusahaan Disebut Akses Dokumen

CNN Indonesia
Senin, 10 Jul 2017 09:26 WIB
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, 12 perusahaan mengakses dokumen untuk mengikuti 10 lelang Wilayah Kerja (WK) migas konvensional.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, 12 perusahaan mengakses dokumen untuk mengikuti 10 lelang Wilayah Kerja (WK) migas konvensional. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut sudah ada 12 perusahaan yang mengakses dokumen untuk mengikuti 10 lelang Wilayah Kerja (WK) migas konvensional. Adapun, dokumen yang dimaksud berisi data-data blok migas dan persyaratan untuk menawar WK tersebut.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja enggan menuturkan nama-nama perusahaan yang mengambil data ini. Namun, ia mengatakan, sebagian besar WK yang ditawarkan sudah terambil diminta dokumennya.

Menurut catatan yang dimilikinya, sebanyak lima perusahaan mengambil dokumen WK Andaman II yang diperkirakan memiliki sumber daya minyak 196,3 juta barel dan gas sebesar 844,14 miliar kaki kubik (bcf).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, sebanyak dua perusahaan telah mengambil dokumen WK East Tanimbar yang memiliki sumber daya gas 12.924 bcf.

Sementara itu, masing-masing sebanyak satu perusahaan telah mengambil dokumen lelang WK Mamberamo, Tongkol, West Yamdena, Pekawai, dan Andaman I. Sehingga, perusahaan belum mengakses data lelang bagi WK Kasuri III, Merak-Lampung, dan South Tuna.

"Hingga saat ini sudah ada 12 perusahaan yang mengakses dokumen," kata Wiratmaja di Kementerian ESDM, pekan lalu.

Ia melanjutkan, jumlah perusahaan yang mengakses dokumen ini terbilang lebih banyak dibanding tahun kemarin. Terlebih, akses dokumen ini baru dimulai tanggal 5 Juni 2017 atau sebulan yang lalu.

Rencananya, pembukaan data ini akan berakhir tanggal 10 Juli 2017 untuk lelang tujuh WK penawaran langsung dan tanggal 28 Agustus 2017 untuk tiga lelang WK yang dilakukan secara terbuka.

"Cukup banyak yg mengakses, baik yg regular maupun direct appointment," imbuh Wiratmaja.

Meski demikian, banyaknya perusahaan yang mengakses dokumen lelang bukan menjadi tolak ukur suksesnya lelang blok migas. Di tahun lalu, tambahnya, jumlah orang yang mengakses dokumen lelang juga banyak, namun hanya sedikit yang mengajukan diri jadi peserta lelang.

Sekadar informasi, di tahun lalu hanya ada tiga WK migas yang ditawar investor dari 14 WK konvensional yang dilelang, yaitu Onin dan West Kaimana di Papua Barat serta Ebuny di Sulawesi Tenggara.

Meski lelang migas di tahun lalu terbilang suram, ia yakin keadaan akan berbalik di tahun ini karena sistem bagi hasilnya (Production Sharing Contract/PSC) sudah berubah menjadi PSC Gross Split.

"Salah satunya karena ini menggunakan PSC Gross Split. Tapi kan aturan perpajakannya belum jelas, kalau aturannya sudah keluar kami yakin banyak peminatnya," imbuh Wiratmaja.

Sebagai informasi, pemerintah resmi melelang 10 WK konvensional di helatan Indonesian Petroleum Association (IPA) Convex 2017 di bulan Mei silam. Selain 10 WK konvensional, pemerintah juga melelang lima blok migas non-konvensional yaitu WK Jambi I, Jambi II, West Air Komering, Bungamas, dan Raja.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER