Kejar Operasi Tahun Ini, Krakatau Steel Kebut Pabrik

CNN Indonesia
Selasa, 11 Jul 2017 09:53 WIB
Perusahaan tengah merampungkan dua pabrik, yang berada di bawah PT Krakatau Nippon Sumikin Steel (KNSS) dan PT Krakatau Osaka Steel (KOS).
Perusahaan tengah merampungkan dua pabrik, yang berada di bawah PT Krakatau Nippon Sumikin Steel (KNSS) dan PT Krakatau Osaka Steel (KOS). (www.krakatausteel.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Krakatau Steel (Persero) Tbk akan segera merampungkan dua pabrik yang dikerjakan secara patungan (Joint Venture), yaitu PT Krakatau Nippon Sumikin Steel (KNSS) dan PT Krakatau Osaka Steel (KOS). Jika telah beroperasi, nanti produksi Krakatau Steel bisa bertambah 1 juta ton per tahun.

Direktur Pemasaran Krakatau Steel Purwono Widodo mengatakan, KOS mulai beroperasi di bulan Juli sementara pabrik KNSS akan beroperasi di bulan Agustus mendatang. Bahkan menurutnya, KNSS saat ini sudah melakukan uji coba produksi.

"Secara soft sudah uji coba, peresmiannya kami akan cari tanggalnya. Mungkin di bulan Juli atau Agustus mendatang," papar Purwono di Kementerian Perindustrian, Senin (10/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rencananya, KOS akan memproduksi baja tulangan, baja profil, dan flat bar bagi industri otomotif dengan kapasitas 500 ribu ton per tahun. Di dalam mengembangkan proyek bernilai Rp2,8 triliun ini, Krakatau Steel menggandeng perusahaan asal Jepang, Osaka Steel Co. Ltd.

Sementara itu, proyek KNSS dibangun bersama perusahaan asal negeri sakura lainnya, Nippon Steel Metal Corporation. Adapun, KNSS nantinya bisa memproduksi baja galvanis untuk bahan baku baja gulungan dingin (Cold Rolled Coil/CRC) sebanyak 500 ribu ton per tahunnya.

Setelah beroperasi, Purwono mengatakan bahwa banyak perusahaan siap menyerap produk KOS dan KNSS. "Pelanggan produk KNSS sendiri nantinya adalah perusahaan otomotif Jepang, kan banyak perusahaannya di sini," imbuhnya.

Setelah merampungkan dua proyek patungan, perusahaan juga akan fokus dalam menyelesaikan pabrik baja lembaran panas (Hot Strip Mills/HSM) ke-dua yang rencananya selesai tahun 2019 mendatang. Menurut Purwono, saat ini tingkat kemajuan proyek tersebut sudah mencapai 15 persen dan bisa selesai tepat waktu.

"Untuk proyek HSM 2 saat ini lagi bangun pondasi. Bangun pondasi ini tidak seperti bangun rumah. Saya tidak tahu berapa lama, tapi target produksi tetap di tahun 2019 mendatang," paparnya.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto juga melakukan pembicaraan lanjutan dengan perusahaan asal Korea Selatan, Pohang Iron Steel Company (Posco) terkait kerja sama produksi baja gulungan panas (Hot Rolled Coil/HRC) dengan Krakatau Steel. Adapun, permintaan itu disampaikannya dalam lawatan ke Korea Selatan pekan lalu.

Di dalam pertemuan itu, ia menyampaikan bahwa Krakatau Steel ingin menjadi pemilik mayoritas proyek tersebut. Pasalnya, saat ini, Krakatau Steel masih mengempit 30 persen dari proyek patungan keduanya, yaitu PT Krakatau Posco.

"Sesuai permintaan Krakatau Steel, mereka akan menjadi mayoritas. Jadi kami bahas kedepannya," kata Airlangga.

Rencananya, Krakatau Steel akan menambah produksinya ke angka 10 juta ton di tahun 2025 mendatang. Angka ini bergerak 156,41 persen dari 3,9 juta ton di tahun 2016 silam.

Sementara itu, mengutip laporan keuangan di kuartal I, Krakatau Steel membukukan pendapatan sebesar US$350,1 juta atau naik 12,5 persen dari periode yang sama tahun lalu US$311,2 juta. Hal itu menyebabkan rugi bersih perseroan turun 65,38 persen dari US$59,8 juta ke angka US$20,7 juta.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER