Bumiputera Tunggu Sisa Rights Issue 'Evergreen' Rp1,5 Triliun

CNN Indonesia
Selasa, 11 Jul 2017 12:19 WIB
Sisa suntikan modal itu dari PT Bumiputera Investasi Indonesia Tbk (GREN) yang sebelumnya bernama PT Evergreen Invesco Tbk.
Sisa suntikan modal itu dari PT Bumiputera Investasi Indonesia Tbk (GREN) yang sebelumnya bernama PT Evergreen Invesco Tbk. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- AJB Bumiputera 1912 (AJBB) masih menunggu realisasi sisa suntikan modal dari PT Bumiputera Investasi Indonesia Tbk (GREN) atau sebelumnya bernama Evergreen Invesco sebesar Rp1,5 triliun hingga akhir tahun ini.

Pengelola Statuter Bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Umum, dan Komunikasi Adhi Massardi menjelaskan, total suntikan modal yang perlu disetorkan Bumiputera Investama sebesar Rp2 triliun.

Seluruh modal itu akan diberikan kepada cucu dari AJBB, yakni PT Asuransi Jiwa Bumiputera (AJB) untuk pengembangan dan operasional dari PT AJB itu sendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akhir Juni kemarin modal sudah disetor Rp500 miliar, prinsip semua sudah oke dan sudah mulai berjalan," ujar Adhi kepada CNNIndonesia.com, Selasa (11/7).

Sebelum namanya berubah menjadi Bumiputera Investama, perusahaan menyatakan akan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue untuk menggalang dana yang nantinya akan digunakan untuk pengembangan usaha.

Namun, perusahaan batal menerbitkan rights issue karena OJK tidak memberikan izin efektif hingga batas waktu yang ditentukan.

Bumiputera Tunggu Sisa Rights Issue 'Evergreen' Rp1,5 Triliun(CNN Indonesia/Safir Makki)
Setelah itu, perusahaan kembali menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Maret lalu untuk meminta izin kembali dari pemegang saham dalam menerbitkan rights issue. Adapun jumlah nilai rights issue yang akan diterbitkan sebesar Rp10 triliun, dengan melepas 50 miliar saham baru senilai Rp200 per saham.

Namun begitu, lagi-lagi rencana rights issue ini belum dapat direalisasikan sampai saat ini karena belum ada izin efektif penerbitan dari OJK.

Menanggapi hal ini, Adhi mengatakan, pihaknya tidak mempersoalkan cara Bumiputera Investama mencari pendanaan untuk membayarkan kewajibannya terhadap PT AJB.

Selanjutnya, meski belum juga ada tanda-tanda penerbitan rights issue oleh Bumiputera Investama dapat diwujudkan, pihak statuter AJBB sendiri masih optimis modal segar dapat diraih sebelum akhir tahun ini.

"Sampai saat ini tidak ada masalah, tidak ada rencana lain (jika sisa modal tidak disetorkan hingga akhir tahun). Optimis bisa sampai Desember," kata Adhi.

Saat ini, PT AJB sendiri sudah berjalan sebagai perusahaan asuransi. Dalam hal ini, seluruh operasional AJBB akan dialihkan ke PT AJB kecuali kewajiban pembayaran klaim oleh AJBB. Adhi sendiri mengklaim, pendapatan dari PT AJB saat ini sekitar Rp2 miliar-Rp3 miliar.

"Masih kecil memang, karena kan modal belum besar. Kondisinya juga masih peralihan. Saya prediksi tahun depan berjalann lebih baik, karena SDM di PT AJB juga berkualitas dari orang AJBB," papar Adhi.

Nantinya, 40 persen keuntungan yang diraih dari PT AJB akan diberikan kepada AJBB selama 12 tahun dan akan digunakan untuk membayar klaim yang diajukan oleh pemegang polis.

Jumlah pemegang polis di AJBB sendiri saat ini berjumlah sekitar 6,5 juta dengan total klaim yang diprediksi mencapai Rp25 triliun hingga tahun 2080 mendatang.

Prediksi Keuntungan

Pihak statuter sendiri, lanjut Adhi, memprediksi keuntungan yang akan diraih AJBB dari 40 persen tersebut sebesar Rp60 miliar-Rp70 miliar dalam tahun pertama PT AJB berdiri. Kemudian, tahun kedua diperkirakan naik menjadi Rp200 miliar dan tahun ketiga menjadi Rp400 miliar.

"Jadi tahun-tahun ke depan hingga tahun ke-12 bisa Rp600 miliar per tahun, sehingga dukungan finansial ke AJBB lebih kuat untuk pembayaran klaim," tutur Adhi.

Restrukturisasi AJBB sendiri tidak hanya dibantu dari cucu usahanya, melainkan juga dari penjualan aset properti AJBB yang dimiliki. Adhi menjelaskan, 75 persen aset properti AJBB akan dilepas, termasuk Wisma Bumiputera yang berada di kawasan Jenderal Sudirman.

"Selain itu juga termasuk kantor-kantor di seluruh Indonesia, Menteng. Kami nanti pindah di TB Simatupang, tanah sudah ada dan sudah proses pondasi. Nanti kantor AJBB gabung dengan PT AJB," jelas Adhi.

Adapun, statuter memprediksi seluruh pembayaran klaim baru akan lunas pada tahun 2080. Setelah lunas, pihaknya belum menentukan apakah AJBB akan melanjutkan usahanya sebagai perusahaan asuransi atau hanya fokus pada pengembangan edukasinya di yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIE) Dharma Bumiputera.

"Belum tahu sampai lima tahun ke depan, yang penting liabilitasnya dulu diselesaikan. Kalau perusahaan sudah sehat kan bisa menata kembali," tutup Adhi.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER