Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak meningkat dalam perdagangan Rabu (12/7) seiring terbitnya laporan penurunan persediaan minyak AS. Meski demikian, momen peningkatan harga harus sedikit tertahan gara-gara permintaan bensin yang melemah.
Dikutip dari
Reuters, Energy Information Administration (EIA) melaporkan bahwa persediaan minyak turun 7,6 juta barel pada pekan lalu. Ini merupakan penurunan tertinggi dalam 10 bulan terakhir.
Angka itu jauh lebih besar dibanding prediksi analis yang memperkirakan penurunan persediaan minyak sebesar 2,9 juta barel. Meski demikian, jumlah itu masih lebih sedikit dibanding laporan American Petroleum Institute (API) yang terbit sehari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan persediaan minyak di angka 495,4 juta barel, persediaan minyak AS masih berada di atas rata-rata stok minyak sepanjang tahun ini.
Meski demikian, permintaan bensin AS yang melemah membuat angka stok bensin di atas rata-rata tahun ini. Adapun, persediaan bensin tercatat turun 1,6 juta barel atau lebih besar dari pendapat analis yang meramal kenaikan suplai bensin sebanyak 1,1 juta barel.
"Permintaan bensin masih kurang menjanjikan dan angka stok bensin masih di atas rerata lima tahunan," ujar Analis Energi Senior Interfax Energy Global Gas, Abhishek Kumar.
Meski begitu, harga minyak Brent ditutup menguat US$0,22 per barel ke angka US$47,74 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) meningkat US$0,45 ke angka US$45,49 per barel.
Pelaku pasar memperhatikan ekspektasi organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) bahwa harga masih akan tertekan seiring persediaan minyak akan terlihat surplus di tahun depan
OPEC mengatakan, produksi minyak melompat di bulan Juni dan permintaan akan hasil produksi OPEC di tahun depan akan melemah seiring meningkatnya aktivitas migas di negara-negara non-OPEC.
Pemangkasan produksi memang telah dilaksanakan kartel minyak tersebut sejak awal tahun. Namun, produksi OPEC dalam beberapa pekan terakhir ikut menanjak seiring peningkatan produksi dari Libya dan Nigeria yang sebelumnya dikecualikan dan kebijakan pemangkasan produksi.