BPH Migas Tagih Janji Pembangunan Pipa Gas Mangkrak

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 18 Jul 2017 10:22 WIB
Dua pipa gas yang mangkrak 11 tahun itu adalah pipa Cirebon-Semarang dan pipa Kalimantan-Jawa II yang dikerjakan oleh Rekind dan Bakrie and Brothers.
Dua pipa gas yang mangkrak 11 tahun itu adalah pipa Cirebon-Semarang dan pipa Kalimantan-Jawa II yang dikerjakan oleh Rekind dan Bakrie and Brothers. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma).
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menagih kepastian pembangunan dua ruas pipa gas yang sudah 11 tahun mangkrak. Dua ruas pipa tersebut adalah pipa Cirebon-Semarang dan pipa Kalimantan-Jawa (Kalija) II yang masing-masing dikerjakan oleh PT Rekayasa Industri dan PT Bakrie and Brothers Tbk.

Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengatakan, permasalahan kedua pipa ini tak jauh berbeda, yaitu tidak ada pasokan gas yang masuk ke dalam.

"Pasokan gas memang belum ada yang mau dialokasikan. Tapi, kami tetap desak karena nanti shipper bisa punya bayangan mengenai pembangunan pipa ini," ujarnya di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin (17/7) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menuturkan, BPH Migas sudah berulang kali menanyakan kesanggupan dua badan usaha ini. Sebelumnya, BPH Migas telah meminta komitmen Rekind di proyek pipa Cirebon-Semarang pada Juni 2016 silam. Rencananya, BPH Migas akan memberi tenggat waktu kepada Rekind pada 15 September 2017 mendatang.

Sementara, untuk pembangunan pipa Kalija II, Bakrie and Brothers telah melayangkan surat dengan jawaban senada pada tanggal 8 Agustus 2016. “Kami minta batasan waktu, karena hampir 11 tahun tidak terealisasi," imbuh dia.

Menurutnya, kedua pembangunan pipa ini penting demi mendukung infrastruktur gas nasional. Pipa Cirebon-Semarang merupakan bagian dari proyek integrasi pipa gas TransJawa.

Adapun, proyek TransJawa terdiri dari tiga proyek utama, yaitu Jawa bagian Barat senilai US$300 juta dengan jalur Cirebon-KHT (84 km) dan Tegalgede-Muara Tawar (50 km). Lalu, Jawa bagian Utara senilai US$400 juta dengan jalur Cirebon-Semarang (255 km).

Terakhir, Jawa bagian Timur senilai US$360 juta dengan jalur Semarang-Gresik (271 km) dan East Java Gas Pipeline (EJGP)-Grati senilai US$58 juta (22,1 km).

Sementara itu, pipa Kalija II yang memiliki panjang 1.155 kilometer (km) merupakan kelanjutan dari jaringan pipa Kalija I. Namun, saat ini, pipa Kalija I pun sedang mengalami permasalahan balik modal.

Fanshurullah menyebutkan, pipa Kalija I dialiri gas dari lapangan Kepodang yang dioperatori Petronas Carigali sdn Berhad sedianya memasok gas hingga 2026. Namun, Petronas telah mengumumkan keadaan kahar, sehingga tahun 2018 cadangannya mungkin habis.

"Padahal, hitungan keekonomian rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) awalmya 26 tahun. Jadi, ini investornya belum menyentuh Break Even Point (balik modal). Investasi 400 km dan ternyata begini," tutur dia.

Menurut data BPH Migas, saat ini, Indonesia memiliki ruas pipa sepanjang 9.215,75 km. Dari angka tersebut, panjang pipa open access tercatat 4.831,04 km atau 52,46 persen dari total panjang pipa gas nasional, serta sisanya merupakan pipa yang mengangkut gas milik sendiri (dedicated hilir). (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER