Arab Saudi Janji Batasi Ekspor, Harga Minyak Melejit

CNN Indonesia
Selasa, 25 Jul 2017 07:50 WIB
Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan, negaranya akan membatasi ekspor minyak mentah sebesar 6,6 juta barel per hari di bulan Agustus.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan, negaranya akan membatasi ekspor minyak mentah sebesar 6,6 juta barel per hari di bulan Agustus. (REUTERS/Sergei Karpukhin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak melesat lebih dari 1 persen pada perdagangan Senin (24/7) setelah pentolan organisasi negara-negara produsen minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC), Arab Saudi berjanji untuk memangkas ekspor di bulan Agustus.

Dikutip dari Reuters, Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan, negaranya akan membatasi ekspor minyak mentah sebesar 6,6 juta barel per hari di bulan Agustus nanti. Angka ini lebih kecil 1 juta barel per hari dibanding tahun lalu.

Tak hanya Arab Saudi, Menteri Energi Rusia Alexander Novak juga mengatakan bahwa tambahan produksi sebesar 200 ribu barel per hari bisa hilang di pasar asal tingkat kepatuhan OPEC bisa mencapai 100 persen.

Saat ini, Arab Saudi dan Rusia tengah berada di Saint Petersburg untuk menghadiri pertemuan OPEC yang membahas kesepakatan untuk menurunkan produksi sebesar 1,8 juta barel per hari sejak Januri 2017 hingga Maret 2018.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Falih mengatakan, OPEC dan mitra non-OPEC berkomitmen untuk memangkas produksi lebih lama lagi jika diperlukan. Namun, ia berharap negara-negara OPEC bisa patuh terlebih dahulu dengan kebijakan ini.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan bahwa Nigeria tidak berencana untuk berproduksi melebihi 1,8 juta barel per hari. Selain itu, produksi Libya tercatat 1,069 juta barel per hari, atau mencapai level tertinggi. Adapun, Libya dan Nigeria merupakan dua negara yang dikecualikan dari kebijakan OPEC.

Akibat sentimen tersebut, harga minyak Brent berjangka ditutup menguat US$0,54 ke angka US$48,60 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) meningkat US$0,57 ke angka US$46,34 per barel.

Selain pertemuan OPEC, harga minyak juga tertolong oleh prediksi bahwa pertumbuhan produksi minyak non-konvensional akan berangsur melemah di tahun depan.

Executive Chairman dari perusahaan jasa migas Halliburton mengungkapkan, jumlah pengeboran AS nantinya akan mencapai 1.000 di akhir tahun. Namun, hanya akan ada 800 hingga 900 sumur yang bertahan dalam jangka menengah.

Menurut data terakhir, saat ini terdapat 764 aktivitas pengeboran di AS atau meningkat dua kali lipat dibanding tahun lalu yang berjumlah 371 pengeboran.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER