Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak melompat 3,3 persen dalam perdagangan Selasa (25/7) ke titik tertinggi dalam sebulan terakhir, imbas dari produsen minyak AS, Anadarko yang mengumumkan pemangkasan belanja modal dan Arab Saudi yang berjanji untuk mengurangi ekspornya.
Dikutip dari
Reuters, Anadarko Petroleum Corp membukukan kerugian yang lebih besar dari perkiraan dan berencana untuk memangkas belanja modalnya sebesar US$300 juta karena harga minyak yang tak kunjung membaik.
Sebelumnya, petinggi Halliburton juga mengunumkan bahwa pertumbuhan aktivitas pengeboran migas menunjukkan penurunan.
Hasilnya, harga minyak Brent berjangka melonjak US$1,60 ke angka US$50,2 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) tumbuh US$1,55 ke angka US$47,89 per barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga minyak juga ditopang oleh pembatasan ekspor Arab Saudi. Di dalam pertemuan antar anggota organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dan non-OPEC di Saint Petersburg, Rusia.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih menyebut bahwa negaranya akan membatasi ekspor di angka 6,6 juta barel per hari. Angka ini lebih kecil 1 juta barel per hari dibanding tahun lalu.
Tak hanya itu, Nigeria juga sepakat untuk ikut kebijakan pembatasan produksi dari posisinya saat ini yang berada di angka 1,8 juta barel per hari.
Persediaan minyak mentah turun drastis pada pekan lalu seiring terdorongnya permintaan kilang. Menurut data American Petroleum Institute, persediaan minyak turun 10,2 juta barel ke posisi 487 juta barel. Angka ini lebih besar dibanding perkiraan yaitu 2,6 juta barel.