PTBA Jamin PLTU Sumsel 8 Mulai Konstruksi 2018

CNN Indonesia
Jumat, 28 Jul 2017 18:41 WIB
Pembangkit mulut tambang tersebut diharapkan sudah bisa beroperasi (Commercial Operating Date/COD) pada 2021.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8 diharapkan sudah bisa beroperasi (Commercial Operating Date/COD) pada 2021. (Dok. PT Bukit Asam Tbk)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) mengatakan, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8 akan memasuki masa konstruksi paling lambat awal tahun 2018 mendatang. Dengan demikian, pembangkit mulut tambang tersebut diharapkan sudah bisa beroperasi (Commercial Operating Date/COD) pada 2021.

Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin menuturkan, konstruksi sudah bisa dilakukan karena PT PLN (Persero) sudah berencana untuk membangun jaringan transmisi 500 kiloVolt (kV) dari Tanjung Enim ke Sumatera Utara di periode yang sama. Menurutnya, jaringan ini penting demi menyalurkan listrik dari pembangkit, apalagi setrum dari PLTU Sumsel 8 tidak jadi dialirkan ke Jawa melalui sistem jaringan kabel bawah laut, atau biasa disebut High Voltage Direct Current (HVDC).

"Dari kesepakatan kami, kabel sudah tersedia di tahun 2021, maka PLTU mulut tambang harus sinkron di tahun yang sama. Untuk itu, kami akan mulai konstruksi akhir tahun ini atau awal tahun depan," kata Arviyan, Jumat (28/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menuturkan, perusahaannya saat ini tengah merampungkan proses amandemen Perjanjian Jual Beli Listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dengan PLN. Adapun rencananya, amandemen PPA itu akan menghapus kewajiban penyaluran listrik ke pulau Jawa dan hal lainnya.

Meski demikian, ia masih belum tahu kapan revisi ini akan ditandatangani. "Tapi yang jelas, proses masih berlangsung," imbuhnya.
Sebagai informasi, PLTU mulut tambang Sumsel 8 akan dibangun oleh PT Huadian Bukit Asam Power, yang merupakan perusahaan patungan (Joint Venture/JV) antara PTBA dengan mitranya, China Huadian Hong Kong Ltd. Proyek ini rencananya akan menelan dana sebesar US$1,6 miliar dan telah mengamankan pendanaan dari China Export Import Bank.

Adapun di dalam PPA sebelumnya, PLTU Sumsel 8 rencananya akan menyalurkan listrik ke pulau Jawa melalui sistem HVDC. Namun belakangan, PLN mengurungkan niat tersebut dengan mencoret pelaksanaan HVDC dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). Sehingga, PTBA dan PLN harus merevisi PPA dan memundurkan jadwal COD pembangkit dari tahun 2019.

Untuk mempercepat realisasi pembangkit, PLN tadinya menawarkan PTBA untuk mengubah spesifikasi pembangunan PLTU Sumsel 8 dari 2x620 MW menjadi 4x300 MW di dalam revisi PPA. Namun, PLN kembali menyesuaikan konsep proyek sesuai ketentuan awal usai mempertimbangkan desain Engineering, Procurement, and Construction (EPC), nilai investasi, hingga tarif listrik yang akan dijual ke PLN nantinya.

"Tetap kapasitas PLTU Sumsel 8 di angka 2x620 MW," paparnya.

Incar Pengganti PLTU Sumsel 9

Selain PLTU Sumsel 8, PTBA juga tadinya berniat untuk ikut proses lelang PLTU Sumsel 9. Sayang, PLN kemudian menghilangkan pembangkit tersebut dari RUPTL 2017 hingga 2026. Oleh karenanya, perusahaan tambang pelat merah ini berencana untuk mencari pengganti proyek Sumsel 9 dengan mengikuti tender PLTU mulut tambang yang dihelat PLN.

Sebagai informasi, PLN berencana membuka 16 proyek baru PLTU mulut tambang pasca RUPTL 2017 hingga 2026 terbit bulan April silam. Rencananya, 16 proyek itu memiliki kapasitas total 6.990 Megawatt (MW). Dari angka tersebut, sebanyak 5.390 MW berada di Sumatera dan 1.600 MW akan dibangun di Kalimantan.

"Kami sudah menyampaikan ke PLN beberapa pembangkit mulut tambang yang sekiranya bisa kami garap. Potensi cadangan batu bara kami soalnya cukup banyak, yaitu 3,3 miliar ton," pungkas Arviyan.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER