Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah ditutup menguat padai Rabu waktu Amerika Serikat (AS), seiring permintaan bensin yang tinggi dan industri kilang.
Dikutip dari Reuters, menurut data Energy Information Administration (EIA), permintaan bensin mingguan mencapai rekor tertinggi, yaitu 9,84 juta barel pada pekan lalu. Aktivitas pengilangan yang kuat juga mendorong permintaan minyak mentah, di mana permintaannya mencapai 123 ribu barel per hari pada pekan lalu.
Sementara itu, di sisi persediaan, EIA mencatat penurunan sebanyak 1,5 juta barel pada pekan lalu. Angka ini setengah lebih kecil dibandingkan prediksi analis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasilnya, harga Brent LCOc1 ditutup menguat US$0,58 per barel ke angka US$52,36 per barel. Sementara itu, harga West Texas Intermediate CLc1 naik 0,9 persen ke angka US$49,59 per barel.
Padahal, kedua harga patokan minyak itu sempat melorot di tengah sesi perdagangan. Hal ini ditopang oleh sentimen hari Selasa, di mana produsen minyak jumbo kemungkinan akan mendorong produksinya.
Selain itu, produksi organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) juga naik pada bulan Juli silam. Hal ini ditopang perbaikan suplai dari Libya dan juga peningkatan ekspor dari Iran.
Di sisi lain, produksi minyak Rusia pada bulan Juli tercatat 10,95 juta barel per hari. Angka ini tidak berubah dalam tiga bulan berturut-turut dan sejalan dengan janjinya bersama OPEC untuk mengurangi produksi.
(agi)