ANALISIS

Menakar Rapor Apik Saham Properti

CNN Indonesia
Senin, 07 Agu 2017 09:21 WIB
Kenirja keuangan yang apik membuat indeks saham sektor properti telah mengalami penguatan dalam dua pekan berturut-turut.
Kenirja keuangan yang apik membuat indeks saham sektor properti telah mengalami penguatan dalam dua pekan berturut-turut. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rilis kinerja keuangan emiten properti semester I 2017 berhasil mendorong indeks saham sektor tersebut melaju di teritori positif sepanjang pekan lalu. Bahkan, penguatan ini terjadi di tengah pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak delapan dari 10 sektor tercatat melemah. Artinya, hanya ada dua sektor yang bergerak menguat pada pekan lalu, yaitu sektor properti dan infrastruktur yang masing-masing menguat 1,79 persen dan 0,55 persen.

Dengan begitu, indeks saham sektor properti telah mengalami penguatan dalam dua pekan berturut-turut. Adapun, penguatan yang terjadi pada pekan lalu lebih tinggi dari pekan sebelumnya yang hanya 1,14 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Investasi Saran Mandiri Hans Kwee melihat, pelaku pasar merespons positif raihan laba bersih emiten properti pada paruh pertama tahun ini. Sebagian besar pelaku pasar pun ramai melakukan aksi beli pada saham berbasis properti.

"Laba membaik menjadi pendorong yang cukup bagus, beberapa ada yang double digit pertumbuhannya," kata Hans kepada CNNIndonesia.com, akhir pekan lalu.

Memang, sebagian laporan keuangan emiten properti yang sudah rilis menunjukan pertumbuhan yang positif, baik dari segi pendapatan maupun laba bersih. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun oleh CNNIndonesia.com, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) membukukan pertumbuhan laba bersih yang signifikan.

Laba bersih perusahaan tembus Rp2,01 triliun, atau mengalami kenaikan hingga 144,59 persen sepanjang semester I 2017 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp821,8 miliar.

Sementara, perusahaan meraup pendapatan bersih sebesar Rp4,21 triliun. Angka itu hanya tumbuh 46,68 persen dari sebelumnya Rp2,87 triliun.

Selanjutnya, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) tercatat tumbuh 99,02 persen dari sisi laba bersih. Perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp48,8 miliar dari sebelumnya Rp24,52 miliar. Hal ini didorong oleh penjualan bersih perusahaan yang naik 16,01 persen menjadi Rp2,68 triliun.

Untung Melonjak, Saham Properti Menanjak(CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Kemudian, laba bersih PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) naik 10,56 persen menjadi Rp601,72 miliar, didorong oleh pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 2,94 persen menjadi Rp1,32 triliun.

Perbaikan kinerja lainnya juga terlihat dari laba bersih PT PP Properti Tbk (PPRO) dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) yang masing-masing mengalami pertumbuhan 2,11 persen dan 0,5 persen.

Menurut Hans, kondisi ini mengindikasikan industri properti yang mulai menggeliat kembali. Penjualan properti yang sebelumnya terus mengalami pelemahan dan stagnan, kini secara perlahan masyarakat mulai kembali pembelian properti atau melakukan investasi di sektor properti.

Senada, analis NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan, perbaikan kinerja industri properti juga dapat dilihat dari kenaikan harga properti baru (primary market) sebesar 5,7 persen secara bulanan pada Juli 2017. Sementara, untuk harga properti second (second market) naik 3,5 persen.

"Tapi berbeda untuk segmen apartemen. Supply naik sedangkan permintaan tidak," kata Bima.

Bila dilihat secara kuartal, supply apartemen dari kuartal I 2017 hingga kuaral II 2017 tumbuh 87 persen, seiring dengan adanya pemasaran apartemen proyek Meikarta oleh PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Namun, hal ini tidak diimbangi dengan permintaan pasar yang masih stagnan.

Selanjutnya, ada perbaikan dari sisi pra penjualan (marketing sales) pada semester I 2017 ini. Bila pada paruh pertama tahun lalu pencapaian marketing sales emiten properti terhadap target akhir tahun rata-rata hanya sebesar 21 persen, kini mengalami kenaikan menjadi rata-rata 38 persen dari target.

"Kalau dicermati marketing sales semester I 2017 masih relatif lemah, namun positif dari hal pencapaian target," sambung Bima.

Jenuh Jual Saham Properti

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER