Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (DJP Kemenkeu) mengaku, menaruh harapan tercapainya target penerimaan pajak sampai akhir tahun dari pertumbuhan ekonomi semester II 2017. Diperkirakan, ekonomi akan lebih baik jika dibandingkan dengan semester I 2017 yang cuma tumbuh 5,01 persen.
Bukan tanpa alasan DJP agak ketar ketir. Soalnya, sampai Juli 2017, penerimaan pajak dari awal tahun baru mencapai Rp601,1 triliun atau sekitar 46,8 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017 sebesar Rp1.283,57 triliun.
Sementara, pemerintah ingin meningkatkan realisasi belanja negara guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang stagnan pada kuartal II lalu. Sekadar informasi, ekonomi kuartal II sama persis dengan pencapaian kuartal I. Bahkan, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Pelayanan, Penyuluhan, dan Hubungan Masyarakat (P2 Humas) DJP Hestu Yoga Saksama mengungkapkan, institusinya masih berupaya agar target penerimaan dapat tercapai. Adapun, langkah yang dilakukan, yaitu memanfaatkan momentum perbaikan ekonomi yang akan terjadi di semester II mendatang.
Optimisme perbaikan ekonomi semester II, sambung Yoga, berasal dari kecenderungan ekonomi bertumbuh di paruh kedua, di mana belanja pemerintah dan dunia usaha trennya meningkat pada enam bulan kedua jelang tutup tahun.
"Misalnya, belanja pemerintah akan memuncak di semester II. Maka, ini juga akan meningkatkan penerimaan pajak," ujarnya, sapaan akrabnya, di Kementerian Keuangan, Kamis (10/8).
Yoga sekaligus menampik potensi kekurangan (shortfall) penerimaan pajak yang lebih dalam lagi lantaran penerimaan Juli belum mencapai setengah target. Namun, perlu diketahui, di akhir tahun ini, tak ada lagi penyelamat penerimaan seperti program pengampunan pajak (tax amnesty).
"Dari tahun ke tahun, semester kedua itu akan meningkat. Entah itu di November atau Desember, terlepas kemarin itu ada tax amnesty atau tidak," terang dia.
Kendati begitu, untuk langkah peningkatan penerimaan yang perlu dilakukan DJP, rupanya belum ingin dibagikan Yoga. Menurutnya, komitmen untuk mendapatkan penerimaan pajak yang telah didiskon oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tetap sama, sehingga terus diupayakan agar target terpenuhi.
Namun, salah satu optimisme datang dari meningkatnya kepatuhan dan jumlah wajib pajak pasca pelaksanaan tax amnesty di Maret 2017 lalu.
"Kalau melihat dari APBNP 2017 kan sudah diputuskan, turun Rp30 triliun. Kami akan usaha keras. Dari tax amnesty juga ada hal-hal positif. Lalu, kondisi makro kan juga sudah lebih baik. Itu indikasi yang bagus, sehingga kami optimis dapat tercapai ya," tutur Yoga.
Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Suahasil Nazara mengatakan, masih akan terus memantau pergerakan penerimaan pajak dalam beberapa bulan ke depan. Namun, ia tak khawatir dengan potensi penerimaan pajak yang tak mencapai target sampai akhir tahun lantaran sampai Juli masih sekitar 46,8 persen.
"Itu masih kami pantau, teman-teman DJP akan terus mengumpulkan, baik yang rutin maupun yang extra effort (usaha ekstra) pajak," kata Suahasil secara terpisah.
Sementara, berdasarkan data DJP, penerimaan pajak Januari-Juli 2017 sebenarnya sudah tumbuh 12,4 persen dibandingkan Januari-Juli 2016. Adapun, peningkatan penerimaan tersebut berasal dari seluruh pos pajak.
Penerimaan tersebut terdiri dari penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) minyak dan gas bumi (migas) sebesar Rp31,7 triliun, PPh non migas Rp336,1 triliun, serta Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM) Rp228,7 triliun.