Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai likuiditas perbankan nasional akan sedikit fluktuatif, namun tetap terkendali di akhir 2017. Pasalnya, ketidakpastian finansial global masih tinggi.
Mengutip riset Indikator Likuiditas LPS Agustus 2017, LPS memperkirakan kondisi rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) pada akhir tahun akan ada di kisaran 92,1 persen lebih tinggi dibandingkan tahun lalu 90,5 persen dan lebih tinggi dibandingkan proyeksi akhir kuartal II yang ada di kisaran 88,5 persen.
Direktur Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan LPS Doddy Ariefianto mengungkapkan, sepanjang Juli 2017, indikator-indikator sentimen pasar keuangan global sebenarnya relatif stabil menyusul keputusan The Federal Reserves (The Fed) mempertahankan bunga acuannya pada rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Juli lalu.
"Namun, terdapat beberapa potensi risiko yang berasal dari meningkatkan ketegangan perdagangan antara AS dan China menyusul langkah Presiden AS Donald Trump yang mempertimbangkan untuk memberlakukan bea impor dan melakukan pembatasan perdagangan terhadap barang dari China," tutur Doddy dalam risetnya, dikutip Jumat (11/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, gejolak politik antara AS dan Rusia juga naik pasca disahkannya legislasi pengetatan sanksi terhadap Rusia.
"Hal ini menambah kekhawatiran pelaku pasar mengenai realisasi kebijakan Presiden Donald Trump," ujarnya.
Dari sisi internal, kebutuhan pendanaan infrastruktur dari industri perbankan juga perlu dicermati karena akan mempengaruhi kondisi likuiditas.
Doddy mengungkapkan pasca periode puasa dan Lebaran, kondisi operasi pasar BI kembali normal. Namun, penyaluran kredit yang meningkat perlahan turut mendorong penempatan pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI) menurun.
Posisi operasi pasar terbuka (OPT) pada akhir Juli 2017 mencapai Rp411,17 triliun, melonjak dari Rp187,24 triliun pada bulan sebelumnya.
Peningkatan ini terutama didorong oleh lonjakan posisi reverse repo SBN dan term deposit, meski sebaliknya terjadi penurunan posisi SBI dan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI).
Lebih lanjut, pelaku pasar juga perlu mencermati kebutuhan likuiditas valas yang mana suku bunganya dalam sembilan bulan terakhir berada dalam tren meningkat secara gradual yang antara lain disebabkan oleh kenaikan bunga acuan AS.
Suku bunga maksimum simpanan valas dari bank benchmark terpantau naik sebesar 3 basis poin di sepanjang Juli 2017.
Adapun suku bunga pasar dalam tiga bulan terakhir cenderung flat dengan kenaikan terbatas, di mana pada tahun 2017 ini ada potensi suku bunga simpanan untuk sedikit meningkat karena tingginya kebutuhan likuiditas untuk mendorong pembangunan infrastruktur.
"Rata-rata bunga deposito bank acuan pada akhir Juli 2017 tercatat sebesar 5,91 persen, atau mengalami kenaikanya hanya 1 bps dari posisi akhir Juni 2017. Hal yang sama juga terjadi pada rata-rata suku bunga minimum yang meningkat 3 bps menjadi 5,04 persen," jelasnya.