Harga Minyak Merosot 2 Persen

CNN Indonesia
Selasa, 22 Agu 2017 07:13 WIB
Harga minyak Brent berjangka turun US$1,06 ke angka US$51,66 per barel, sementara harga minyak WTI turun US$1,14 ke angka US$47,37 per barel.
Harga minyak Brent berjangka turun US$1,06 ke angka US$51,66 per barel, sementara harga minyak WTI turun US$1,14 ke angka US$47,37 per barel. (REUTERS/Lucy Nicholson)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah dunia turun 2 persen pada perdagangan Senin (21/8) waktu Amerika Serikat (AS), mengakhiri penguatan yang terjadi pada pekan lalu.

Dikutip dari Reuters, harga minyak Brent berjangka turun US$1,06 ke angka US$51,66 per barel, sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun US$1,14 ke angka US$47,37 per barel. Padahal, kedua kontrak harga telah meningkat 3 persen pada hari Jumat pekan lalu.

Manajer keuangan dan lindung nilai AS telah mengurangi taruhan atas kenaikan harga di beberapa pekan terakhir. Sebab, harga minyak AS telah menguat sejak mencapai titik terendah US$43 per barel, namun kenaikan itu tertahan ketika harga minyak di atas US$50 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Meski melemah, pasar global masih optimistis dengan harga minyak meski beberapa produsen minyak utama menahan produksinya. Di sisi lain, produksi minyak AS menjadi faktor utama yang membuat sisi penawaran dan permintaan tetap seimbang.

Tetapi, menurut Baker Hughes, produksi AS diperkirakan melambat seiring perusahaan energi memangkas pengeboran selama dua pekan berturut-turut. Selain itu, menurut survei beberapa analis, persediaan minyak juga diramal turun 3,4 juta barel pada pekan lalu, atau turun dalam delapan pekan berturut-turut.

Adapun, persediaan minyak komersial AS telah turun 13 persen dari posisi tertinggi pada bulan kemarin yakni 466,5 juta barel.


Di sisi lain, Menteri Perminyakan Kuwait menyatakan bahwa persediaan minyak AS bisa jatuh lebih banyak daripada ekspektasi sebelumnya. Hal ini lantaran pemangkasan produksi memiliki dampak bagi kenaikan harga.

Sementara itu, Azerbaijan juga masih berkomitmen untuk mengurangi produksinya melalui perusahaan pelat merahnya, The State Oil Company of Azerbaijan Republic (SOCAR). Azerbaijan bukanlah anggota organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC), namun merupakan salah satu anggota non-OPEC yang mengikuti kebijakan tersebut.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER