Harga Minyak Menguat Ditopang Persediaan Minyak Berjangka

CNN Indonesia
Jumat, 18 Agu 2017 07:32 WIB
Harga Brent LCOc1 menguat US$0,76 per barel ke angka US$51,03 per barel, sedangkan harga minyak AS CLc1 menanjak ke angka US$47,09 per barel.
Harga Brent LCOc1 menguat US$0,76 per barel ke angka US$51,03 per barel, sedangkan harga minyak AS CLc1 menanjak ke angka US$47,09 per barel. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah menguat pada Kamis waktu Amerika Serikat (AS) setelah persediaan minyak di hub minyak berjangka di Cushing, negara bagian Oklahoma tengah menurun.

Dikutip dari Reuters, persediaan di Cushing turun lebih dari 1 juta barel selama satu pekan yang berakhir 15 Agustus lalu. Padahal, pada data 11 Agustus silam, persediaan di Cushing meningkat sebesar 700 ribu barel.

Hal ini menyebabkan harga Brent LCOc1 menguat US$0,76 per barel ke angka US$51,03 per barel. Sementara itu, harga minyak AS CLc1 juga menanjak US$0,31 per barel ke angka US$47,09 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua harga minyak patokan itu sempat turun lebih dari 1 persen pada hari Rabu waktu setempat meski data Energy Information Administration (EIA) menunjukkan bahwa penurunan persediaan pada pekan lalu merupakan yang terdalam sepanjang tahun ini.
EIA melaporkan, penurunan stok minyak mentah komersial telah turun 13 persen dari titik tertingginya ke angka 466,5 juta barel. Bahkan, stok saat ini lebih rendah dibanding tahun 2016 lalu.

Di sisi lain, produsen minyak menggenjot produksinya demi memanfaatkan kenaikan harga yang terjadi. Sekadar informasi, produksi minyak AS meningkat 79 ribu barel per hari ke angka lebih dari 9,5 juta barel per hari, di mana posisi ini lebih tinggi dibanding Juli 2015 dan 12,5 persen lebih besar dibanding titik terendahnya di pertengahan 2016.
Melesatnya produksi minyak AS ini melemahkan upaya organisasi negara-negara pengekspor minyak mentah (OPEC) dan beberapa negara non-OPEC untuk mengurangi kelebihan suplai. Adapun, kumpulan kartel produsen minyak itu membatasi produksi 1,8 juta barel sejak Januari kemarin hingga Maret tahun depan.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER