Rating Japan Tobacco Tetap, Meski Akuisisi Dua Perusahaan RI

CNN Indonesia
Kamis, 24 Agu 2017 08:21 WIB
Moody’s masih memberikan peringkat Aa3 dan prospek stabil untuk surat utang yang dirilis Japan Tobacco, perusahaan rokok asal Jepang.
Moody’s masih memberikan peringkat Aa3 dan prospek stabil untuk surat utang yang dirilis Japan Tobacco, perusahaan rokok asal Jepang. (Thinkstock/Doug Menuez).
Jakarta, CNN Indonesia -- Moody’s tak mengubah peringkat dan prospek surat utang Japan Tobacco Inc, meski perseroan Jepang itu mengumumkan mengakuisisi perusahaan rokok asal Indonesia, yakni PT Karyadibya Mahardhika beserta perusahaan pemasarannya, yaitu PT Surya Mustika Nusantara.

Moody’s masih memberikan peringkat Aa3 dan prospek stabil untuk surat utang yang dirilis Japan Tobacco. Melalui keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (23/8), Moody’s mengatakan bahwa transaksi itu sejalan dengan strategi Japan Tobacco untuk berinvestasi di lokasi pasar yang baru dalam jangka waktu menengah.

Jika akuisisi rampung, Moody’s yakin pertumbuhan arus kas di bisnis tembakau bisa membaik dan menopang diversifikasi wilayah operasional perusahaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lembaga pemeringkat internasional itu juga berharap financial leverage perusahaan tetap sesuai ekspektasi, setelah melihat rasio utang terhadap laba sebelum beban bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (Debt-to EBITDA ratio) bergerak sedikit ke angka 1,7 dari posisi 1,4 akhir Desember lalu.

Apalagi, sebagian transaksi akuisisi ini dilakukan menggunakan kas internal perusahaan dan lembaga pembiayaan.

Namun demikian, Moody’s bisa menurunkan peringkat surat utang perusahaan jika rasio debt-to-EBITDA tercatat di angka 2 atau jika rasio arus kas di akhir masa pembukuan (Retained Cash Flow/RCF) terhadap utang berada di bawah 40 persen.

Di samping itu, Moody’s juga mencatat bahwa Japan Tobacco perlu memperhatikan kondisi bisnis di tengah penurunan konsumsi rokok, ketatnya regulasi, serta persaingan yang tinggi dengan perusahaan lainnya.

Jika beberapa faktor ini memengaruhi arus kas JT di pasar Eropa, negara-negara bekas Uni Soviet, dan Jepang, maka hal itu juga bisa memengaruhi peringkat surat utangnya.

Sebelumnya, Japan Tobacco telah mengumumkan akuisisi dua perusahaan di Indonesia pada tanggal 4 Agustus 2017 lalu. Adapun, akuisisi ini rencananya akan menguras kantong perusahaan sebesar US$1 miliar.

Japan Tobacco merupakan satu-satunya produsen rokok asal Jepang dan produsen rokok terbesar ketiga di dunia setelah Philip Morris International Inc dan British American Tobacco plc.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER