Lombok, CNN Indonesia -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk kian gencar mendorong pembiayaan di sektor konsumer. Hal itu sejalan dengan perkembangan pola konsumsi masyarakat di segmen menengah.
Direktur Retail Banking Bank Mandiri Tardi menjelaskan, hingga kuartal II 2017, penyaluran kredit perseroan ke segmen konsumer mencapai Rp91,3 triliun atau tumbuh 20,03 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Pertumbuhan itu sudah sejalan dengan target perseroan. Namun, Tardi menilai, sebetulnya, kredit ke sektor konsumer bisa tumbuh lebih tinggi lagi. Untuk mendukung keinginan tersebut, perseroan akan meningkatkan kredit ke sektor properti, kepemilikan kendaraan (auto loan), dan kartu kredit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ketiga sektor tersebut menjadi penopang utama pertumbuhan bisnis konsumer pada tahun ini. Segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR) misalnya, pada kuartal II 2017 tumbuh 13,82 persen secara tahunan menjadi Rp31,5 triliun. Sedangkan segmen auto loan tumbuh 24,95 persen menjadi Rp23,7 triliun dan kartu kredit tumbuh 9,6 persen menjadi Rp9,6 triliun.
"Seiring dengan semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat, kami tentu ingin menjadikan segmen konsumer ini sebagai sumber pertumbuhan perseroan. Untuk tahun ini, kami berharap, bisa mengakselerasi pertumbuhan kredit konsumer hingga di atas 20 persen hingga akhir tahun nanti," katanya dalam Media Training di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat (25/8).
Salah satu strategi yang didorong, menurut Tardi, meningkatkan kolaborasi dengan kelompok usaha emiten berkode BMRI tersebut, termasuk lebih dari 2.600 kantor cabang dan sekitar 3 ribu jaringan mikro di seluruh Indonesia.
"Khusus di KPR, kami juga menawarkan program suku bunga 6 persen fix 1 tahun dan 6,5 persen fix 2 tahun di developer tertentu," imbuhnya.
Untuk segmen autoloan, jelasnya, pembiayaan yang dilakukan Mandiri Tunas Finance dan Mandiri Utama Finance akan didukung pola referral atau pemberian referensi dari jaringan cabang Bank Mandiri serta via jaringan mobile apps.
"Sementara, kalau untuk kartu kredit, kami ingin mendorong adanya perubahan mindset nasabah dari kartu kredit sebagai alat utang menjadi alat intermediasi yang bisa memudahkan nasabah dalam bertransaksi," katanya.
Tardi menambahkan, pihaknya juga gencar mendorong peningkatan pemanfaatan kartu kredit melalui keterlibatan pada program promo wisata, seperti program travel fair yang diselenggarakan oleh agen perjalanan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ataupun merchant online.