PLN Siap Akuisisi Tiga Tambang Batu Bara

CNN Indonesia
Rabu, 30 Agu 2017 08:32 WIB
Upaya ini dilakukan untuk memasok tiga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mulut tambang yang sejatinya bakal beroperasi tahun 2022 mendatang.
Upaya ini dilakukan untuk memasok tiga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mulut tambang yang sejatinya bakal beroperasi tahun 2022 mendatang. (REUTERS/Amr Abdallah Dalsh).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) akan mengakuisisi tiga tambang batu bara. Upaya ini dilakukan untuk memasok tiga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mulut tambang yang sejatinya bakal beroperasi tahun 2022 mendatang.

Direktur Pengadaan 2 PLN Supangkat Iwan Santoso merinci, ketiga PLTU yang dimaksud, yakni PLTU Mulut Tambang Jambi Tahap I berkapasitas 2x300 Megawatt (MW), PLTU Mulut Tambang Kalselteng 3 berkapasitas 200 MW, serta PLTU Mulut Tambang Kaltim 5 berkapasitas 200 MW.

Kendati demikian, ia tak menyebut nama perusahan yang lahan tambangnya akan diakusisi PLN. "Dari ketiga PLTU, saat ini, proses yang utama adalah negosiasi dengan mitra kami. Semuanya positif," ujarnya di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa (29/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari ketiga tambang tersebut, ia menjelaskan, tambang batu bara bagi PLTU Mulut Tambang Jambi dan Kaltim 5 tidak mengalami kendala. Kesiapannya kukuh. Namun, PLN masih menghadapi kendala untuk mengakuisisi tambang batu bara bagi PLTU Kalselteng 3 lantaran cadangannya masih belum disertifikasi Joint Ore Reserve Commitee (JORC).

"Tapi, kami yakinkan bahwa cadangan ini masih banyak untuk Kalselteng 3," paparnya.

Usai mengakuisisi tambangnya, pemerintah juga akan menugaskan anak usaha PLN untuk bekerja sama dengan pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) demi menjadi operator PLTU tersebut.

Menurutnya, skema ini akan diimplementasikan di seluruh PLTU mulut tambang yang sedianya direncanakan di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

Namun, PLN berupaya agar disparitas harga batu bara antara PLTU mulut tambang dengan PLTU lainnya juga bisa berkurang. Makanya, selain untuk PLTU mulut tambang, akuisisi tambang juga akan dilakukan PLN demi memasok PLTU non-mulut tambang.
"Tapi, hambatannya akuisisi ini tidak gampang, misalnya data yang belum lengkap. Apalagi yang belum produksi. Kami pertimbangkan, kalau ada cadangan batu bara yang besar dan berkualitas baik. Setidaknya layak bisa memasok batu bara untuk mulut tambang dan non-mulut tambang," ungkapnya.

Sebagai informasi, PLN membuka 16 proyek baru PLTU mulut tambang pasca Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017 hingga 2026 terbit bulan April silam. Rencananya, 16 proyek itu berkapasitas total 6.990 Megawatt (MW). Dari angka tersebut, sebanyak 5.390 MW berada di Sumatera dan 1.600 MW akan dibangun di Kalimantan.

Jika seluruh proyek ini terealisasi, maka bauran energi (energy mix) bagi batu bara mencapai 50,4 persen dari awalnya 50,3 persen dari total bauran energi nasional. Adapun, tambahan kapasitas pembangkit bertenaga batu bara diproyeksi sebesar 31,9 Gigawatt (GW) pada 10 tahun mendatang.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER