Bunga Bank Turun, Kinerja Reksa Dana Pasar Uang Melemah

CNN Indonesia
Rabu, 30 Agu 2017 09:33 WIB
Umumnya, perbankan akan menurunkan suku bunga untuk mengikuti suku bunga acuan Bank Indonesia, yang dimulai dari bunga deposito.
Umumnya, perbankan akan menurunkan suku bunga untuk mengikuti suku bunga acuan Bank Indonesia, yang dimulai dari bunga deposito. (CNNINdonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan tingkat suku bunga acuan menjadi 4,5 persen memiliki efek berganda (multiplier effect) terhadap beberapa sektor bisnis, termasuk investasi reksa dana.

Umumnya, perbankan akan menurunkan suku bunga untuk mengikuti suku bunga acuan BI. Perbankan akan terlebih dahulu menurunkan suku bunga deposito sebelum suku bunga kredit.

Turunnya suku bunga deposito memiliki dampak negatif bagi salah satu jenis reksa dana, yakni reksa dana pasar uang. Pasalnya, mayoritas dana dalam reksa dana tersebut ditempatkan dalam instrumen deposito.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini mengancam kinerja reksa dana pasar uang yang berbasis deposito. Ketika suku bunga turun, maka akan memberikan efek ke suku bunga deposito," ungkap Senior Research Analyst Pasardana, Beben Feri Wibowo saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (29/8).

Namun, penurunan imbal hasil (yield) dari reksa dana pasar uang diproyeksi tidak begitu dalam. Hal ini dikarenakan investor kerap menjadikan reksa dana pasar uang sebagai pilihan alternatif investasi yang tidak terlalu berisiko.

"Jadi investor tidak serta merta melihat yield. Sehingga saya pikir meski suku bunga acuan turun, daya tarik investor tidak akan berubah," sambungnya.

Selain itu, yield yang didapat oleh investor reksa dana pasar uang juga akan lebih tinggi dibandingkan bila investor tersebut hanya menanamkan dananya di instrumen deposito perbankan.

Senada, Head of Research and Consulting Services Infovesta Utama Edbert Suryajaya menyatakan, reksa dana pasar uang akan berkaitan erat dengan suku bunga acuan karena terdapat komponen deposito di dalamnya.

Hanya saja, penurunan yield yang diraih investor disebut tidak akan secara instan, melainkan perlahan. Menurut Edbert, tidak semua perbankan langsung merespon penurunan suku bunga acuan dengan menurunkan suku bunga deposito.

"Keputusan ini juga tergantung dari likuiditas perbankan, kalau butuh likuiditas maka akan menurunkan secara perlahan daripada perbankan yang sedang megang dana banyak," papar Edbert.

Sebagai langkah antisipasi, perusahaan manajer investasi dapat menyiasati hal ini dengan mengubah komponen instrumen investasi dalam reksa dana pasar uang tersebut.

"Jadi, misalnya banyaknya hanya deposito, nanti bisa dikombinasikan dengan obligasi jatuh tempo kurang dari 1 tahun," kata Edbert.

Proyeksi Yield 

Sementara itu, Direktur Utama Samuel Aset Manajemen Agus Basuki Yanuar mengatakan, pihaknya telah menurunkan prediksi yield dari reksa dana pasar uang untuk menyesuikan kondisi yang terjadi.

"Dari sekitar 7 persen menjadi 6 persen. Tapi tetap lebih tinggi dari bunga giro dan tabungan," ucap Agus.

Untuk itu, ia optimis investor masih akan tetap melirik reksa dana pasar uang. Terlebih lagi, sifat dari reksa dana tersebut yang liquid sehingga membuat investor mudah untuk mengambil keuntungan dan membelinya kembali.

Agus menyebut, penempatan pada deposito tidaklah bersifat permanen. Perusahaan akan menyesuikan dengan mengubah komposisi instrumen investasi jika yield deposito semakin turun.

"Kalau ada obligasi jatuh tempo yang harganya menarik, jadi bisa dialihkan ke sana," pungkasnya.

Adapun, Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo menuturkan, perusahaan akan mencari deposito dengan suku bunga yang tinggi demi menarik investor.

"Kami mencari bank yang menawarkan deposito dengan bunga yang lebih tinggi," terang Soni.

Bila penempatan deposito dalam reksa dana pasar uang di Samuel Aset hanya 55 persen, Soni mengatakan, komposisi deposito dalam reksa dana pasar uang di Bahana TCW mencapai 98 persen.

"Nantinya tidak ada pergeseran komposisi (instrumen investasi) secara signifikan," tutup Soni.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER