Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi Anda yang tertarik untuk mulai berinvestasi dan pada akhirnya menjatuhkan pilihan kepada reksa dana, sangat penting untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan. Apalagi, setiap produk memberikan imbal hasil yang berbeda, sesuai sifat instrumen portofolionya.
Saat ini, terdapat empat jenis produk reksa dana yang bisa dibeli oleh masyarakat. Keempat produk tersebut adalah reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran dan reksa dana saham. Lantas, apa yang membedakan keempatnya?
Seperti diketahui, reksa dana merupakan kumpulan dana yang dikelola oleh manajer investasi untuk membeli saham, obligasi atau instrumen keuangan lainnya. Nantinya instrumen tersebut dikumpulkan menjadi satu produk reksa dana, yang bisa dibeli masyarakat secara lebih terjangkau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, perbedaan dari keempat jenis produk reksa dana tersebut adalah instrumen portofolionya. Reksa dana pasar uang menginvestasikan dana investornya ke instrumen pasar uang. Yang termasuk didalam instrumen pasar uang adalah deposito, surat berharga komersil
(commercial paper) dan obligasi yang periode jatuh temponya kurang dari 1 tahun.
Reksa dana pendapatan tetap, atau yang sering disebut juga sebagai reksa dana obligasi, menginvestasikan sebagian besar dana investor ke instrumen surat utang seperti obligasi atau sukuk, baik milik pemerintah atau korporasi. Setidaknya 80 persen dari dana investor akan diinvestasikan ke obligasi yang memiliki jatuh tempo lebih dari 1 tahun, dan sisanya ditempatkan di instrumen pasar uang.
Kemudian, reksa dana saham menaruh sebagian besar dana investor ke instrumen saham. Setidaknya 80 persen dari dana investor akan diinvestasikan ke saham dan sisanya ditempatkan di instrumen pasar uang maupun obligasi. Terakhir adalah reksa dana campuran, yang menempatkan dana investor ke instrumen saham, obligasi dan juga pasar uang.
 Suasana Bursa Efek Indonesia. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi) |
Pendiri Tatadana Consulting, Tejasari Asad mengatakan, dalam memilih produk reksa dana yang sesuai, terdapat dua pendekatan. Pertama, berdasarkan kebutuhan dana investasi kelak. Sementara yang kedua, berdasarkan profil risiko yang sesuai.
“Untuk yang masih awam, sebaiknya memilih reksa dana berdasarkan profil risiko. Kalau masih ragu, bisa pilih yang konservatif. Baru kemudian beralih ke yang moderat, dan agresif,” ujarnya kepada
CNNIndonesia.com, Kamis (27/7).
Tejasari menjelaskan, untuk masyarakat yang masih konservatif, bisa memilih reksa dana pasar uang. Alasannya, profil risiko reksa dana tersebut terbilang kecil, karena berasal dari instrumen yang minim risiko.
Namun, perlu diingat juga, profil risiko yang rendah sebanding dengan imbal hasil yang ditawarkan. Rata-rata imbal hasil reksa dana pasar uang dalam setahun masih di bawah 10 persen.
“Dari sisi kebutuhan investasi, reksa dana pasar uang cocok untuk masyarakat yang ingin menyediakan dana darurat atau yang bersifat jangka pendek, sekitar 1 tahun,” imbuhnya.
Kemudian, untuk masyarakat yang memilih profil risiko moderat, Tejasari menilai cocok untuk membeli reksa dana pendapatan tetap. Untuk diketahui, imbal hasil reksa dana pendapatan tetap dalam setahun bisa menembus 10 persen.
“Reksa dana pendapatan tetap cocok untuk jangka menengah, sekitar 2-3 tahun. Contohnya untuk kebutuhan dana pernikahan,” jelasnya.
Sementara, untuk masyarakat yang lebih paham dan berani mengambil risiko lebih tinggi, maka dianjurkan membeli reksa dana campuran ataupun reksa dana saham. Dengan risiko yang tinggi, reksa dana saham juga mampu memberikan return yang menjulang.
Dalam data produk reksa dana hingga akhir Juni lalu, reksa dana campuran bisa memberikan imbal hasil hingga 30 persen dalam setahun. Sementara, reksa dana saham lebih agresif lagi, mencapai 40 persen setahun.
“Reksa dana saham ini sangat cocok untuk yang memiliki rencana investasi jangka panjang, 3-5 tahun. Untuk jangka pendek malah berbahaya, karena sifat saham yang fluktuatif. Jika melemah bisa sampai 80 persen setahun,” kata Tejasari.
Ia mencontohkan, reksa dana ini cocok bagi masyarakat berusia produktif yang ingin merencanakan dana lebih ketika pensiun. Dengan reksa dana saham ini, dana Anda diprediksi bisa berlipat ganda dalam jangka panjang.
“Tapi, saya anjurkan ketika pensiun tiba, pindahkan dana Anda ke produk yang profil risikonya lebih rendah. Hal itu untuk menghindari gejolak yang bisa membuat Anda shock setelah mendapat imbal hasil yang tinggi,” katanya.
Perlu Pemahaman yang BaikSementara itu, Direktur Mega Asset Management Manuel Manahan Maleaki mengatakan, perlu pemahaman atau tingkat literasi keuangan yang baik untuk bisa menikmati semua produk reksa dana.
Ia menjelaskan, tingkat pengetahuan keuangan yang baik diperlukan masyarakat selain menggunakan pendekatan perencanaan keuangan dan tujuan investasi dalam memilih reksa dana yang cocok.
“Sesuai dengan tingkat pengetahuan atau literasi, jika pemahamannya masih awal sebaiknya memilih produk yang konservatif seperti reksa dana pasar uang,” jelasnya.
 Suasana Bursa Efek Indonesia. (CNN Indonesia/Safir Makki) |
Manuel menambahkan, masyarakat yang memiliki tingkat literasi keuangan yang lebih tinggi maka bisa memilih produk reksa dana pendapatan tetap bagi yang moderat. Sementara, untuk yang sudah berpengalaman atau berani, bisa memilih reksa dana campuran atau reksa dana saham.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, sebagian besar masyarakat Indonesia yang berinvestasi di reksa dana, memilih produk reksa dana pendapatan tetap. Manuel menyatakan, orang Indonesia cenderung memilih hal yang pasti dan jelas.
Bahkan, lanjutnya, di Mega Asset Management, sebanyak 51 persen dana kelolaan berasal dari produk reksa dana terproteksi, yaitu reksa dana pendapatan yang memiliki skema penguncian (
lock) selama 2-3 tahun. Tujuannya untuk menghindari fluktuasi harga dari underlying surat utang atau obligasi.
“Di Mega Asset Management, kebanyakan masih didominasi oleh reksa dana yang berbasis obligasi yaitu pendapatan tetap. Orang Indonesia cenderung lebih suka berperan menjadi kreditur, agar jelas dan ada
cashflow, serta hasilnya lebih tertakar,” jelas Manuel.
Lebih lanjut, ia menyatakan kini ada produk yang lebih menyasar ke pasar masyarakat yang berbasis investasi beretika, yaitu reksa dana syariah. Manuel menjelaskan, untuk reksa dana saham syariah, lebih memilih saham perusahaan yang rasio utangnya rendah dan memiliki bisnis yang halal.
“Harapan saya, dengan produk reksa dana syariah ini, lebih bisa menjangkau masyarakat muslim untuk bisa berinvestasi. Pada akhirnya, semua lapisan masyarakat bisa memilih produk reksa dana yang sesuai dengan kebutuhan investasinya,” jelas Manuel.