Masyarakat Diminta Hemat BBM, Indonesia Rawan Krisis Energi

CNN Indonesia
Kamis, 31 Agu 2017 10:57 WIB
Cadangan sumur minyak Indonesia saat ini hanya cukup untuk 11 tahun ke depan. Tanpa cadangan baru, Indonesia pun berpotensi mengalami krisis energi.
Cadangan sumur minyak Indonesia saat ini hanya cukup untuk 11 tahun ke depan. Tanpa cadangan baru, Indonesia pun berpotensi mengalami krisis energi (ANTARA FOTO/Aguk Sudarmojo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan cadangan sumur minyak Indonesia saat ini hanya cukup untuk 11 tahun ke depan. Tanpa cadangan baru, Indonesia pun berpotensi mengalami krisis energi. Untuk itu, selain mengajak investor untuk mencari cadangan migas baru, masyarakat juga diajak untuk berhemat dalam menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Sumur migas yang ada sekarang ini diprediksi memiliki cadangan terutama minyak hanya cukup untuk 11 tahun ke depan," kata Pejabat Humas SKK Migas Dian Sulistiawan di Belitung, seperti dikutip dari Antara pada Kamis (31/8)

Dian menjelaskan, jika tidak dilakukan kegiatan pencarian sumur migas baru secara maksimal, maka menurut dia, Indonesia yang sebenarnya memiliki potensi migas yang besar, terancam krisis energi dan bisa bergantung dengan luar negeri.

Saat ini, menurut dia, kegiatan pencarian sumur migas baru pada tahun ini tidak berjalan sesuai target yang diharapkan. Target pencarian sumur migas baru berdasarkan data per Juli 2017 baru terealisasi 24 persen atau hanya 34 sumur dari 134 sumur baru yang ditetapkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk memenuhi target pencarian sumur migas baru, katanya, diperlukan investor lebih banyak yang maksimal dalam mengelola industri hulu migas.

Selain mengupayakan kegiatan penemuan cadangan migas baru, pihaknya menurut dia, juga mengimbau masyarakat untuk mengurangi konsumsi bahan bakar dan memanfaatkan energi terbarukan guna mencegah terjadinya krisis energi.

"Masyarakat perlu berhemat atau mengurangi penggunaan bahan bakar minyak karena sekarang ini tingkat konsumsinya melebihi jumlah produksi," ujarnya.

Tingkat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) secara nasional mencapai 1,6 juta barel per hari, sedangkan kemampuan produksi hanya 834 ribu barel/hari.

Untuk mengatasi tingginya konsumsi BBM dalam negeri, katanya, sekarang ini pihaknya mengatasinya dengan cara melakukan impor.

"Jika tingkat konsumsi BBM masyarakat tidak berkurang, impor bahan bakar tersebut akan semakin besar dan membebani keuangan negara," kata Dian.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER