Kesejahteraan Petani Membaik di Agustus

CNN Indonesia
Selasa, 05 Sep 2017 10:43 WIB
Hal ini terlihat dari nilai tukar petani yang meningkat seiring naiknya harga jual bahan pangan produksi petani dan membaik daya beli mereka.
Kesejahteraan petani yang diukur dengan nilai tukar petani tercatat meningkat pada Agustus, seiring naiknya harga jual bahan pangan produksi petani dan membaik daya beli mereka. (CNNIndonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai tukar petani (NTP) Agustus 2017 naik sekitar 0,94 persen dari 100,65 menjadi 101. Peningkatan tersebut antara lain didorong oleh kenaikan harga jual bahan pangan diserap oleh pemerintah.

Disisi lain, nilai tukar petani juga didorong oleh peningkatan daya beli petani sieiring menurunnya sejumlah harga bahan pangan. Adapun indeks harga yang diterima petani (lt) meningkat 0,92 persen menjadi 130,31. Sedangkan indeks harga yang dibayarkan petani (lb) menurun 0,022 persen menjadi 128,25.

Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, kemampuan atau daya beli petani yang diukur dengan NTP meningkat pada Agustus lalu seiring kenaikan harga jual bahan pangan yang diproduksi petani. Pasalnya, menurut dia, pemerintah pada periode tersebut memberikan harga yang cukup bagus saat menyerap produk petani, kendati secara umum harga bahan pangan mengalami penurunan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara nasional, mayoritas harga bahan pangan memang mengalami penurunan. Dia mencontohkan, penurunan harga antara lain dialami bawang merah dan bawang putih yang masing-masing tercatat turun 11,7 persen dan 13 persen. BPS bahkan mencatat terjadi deflasi 0,07 persen pada Agustus 2017.

"Kalau dibandingkan dengan bulan lalu, ada kenaikan. Berita bagus, bisa dilihat bahwa NTP seluruh sub sektor mengalami kenaikan," ucap Ketjuk, sapaan akrabnya, di kantor BPS, Senin (4/9).

Ketjuk merinci, kenaikan NTP terjadi di tujuh sub sektor. Pertama, sektor tanaman pangan, yang mengalami kenaikan NTP sebesar 0,85 persen menjadi 98,29.

"Ini disebabkan kenaikan (harga) kelompok padi sebesar 1,04 persen dan palawija, khususnya ubi kayu dan kacang tanah yang naik 0,09 persen," katanya.

Kedua, NTP sektor hortikultura yang naik naik 0,15 persen menjadi 102,35. Ketiga, NTP sektor tanaman perkebunan rakyat naik 1,55 persen menjadi 98,6. "Sektor perkebunan karena naiknya harga komoditas karet dan tembakau," imbuhnya.

Keempat, NTP sektor peternakan naik 1,27 persen menjadi 108,47. Kelima, NTP sektor perikanan naik 0,27 persen menjadi 104,45. Keenam, NTP sektor perikanan tangkap naik 0,29 persen menjadi 111,53. Terakhir, NTP sektor perikanan budidaya naik 0,25 persen menjadi 99,41. "Ini merupakan yang pertama kali (di tahun ini) NTP naik di seluruh sub sektor," tambahnya.

Sementara, secara persebaran, tercatat peningkatan NTP terjadi di 28 provinsi, dengan kenaikan tertinggi di Lampung sebesar 1,82 persen.

"Kenaikan NYP Lampung disebabkan kenaikan pada sub sektor tanaman perkebunan rakyat, khususnya komoditas kopi yang naik sebesar 3,6 persen," jelasnya.

Sementara itu, lima provinsi lainnya mengalami penurunan dengan penurunan paling tajam Papua Barat yangmencapai 0,44 persen.

"Penurunan NTP di Papua Barat disebabkan penurunan sub sektor tanaman pangan, khususnya gabah yang turun 1,9 persen," pungkasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER