Indonesia Power Rampungkan Lelang Dua Unit PLTU Suralaya

CNN Indonesia
Rabu, 20 Sep 2017 13:11 WIB
Saat ini, lelang pengadaaan dan konstruksi PLTU Suralaya masih berlangsung yang diongkosi dari dana sekuritisasi tahap pertama sebesar Rp4 triliun.
Saat ini, lelang pengadaaan dan konstruksi PLTU Suralaya masih berlangsung yang akan diongkosi dari dana sekuritisasi tahap pertama sebesar Rp4 triliun. (Dok. Cirebon Electric Power).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Indonesia Power akan segera merampungkan proses lelang pengadaan dan konstruksi (Engineering, Procurement, and Construction/EPC) bagi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya unit 9 dan 10, usai kantongi dana Rp4 triliun dari sekuritisasi piutang kontrak jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) empat unit PLTU Suralaya l 4.

Direktur Utama Indonesia Power Sri Peni Inten Cahyani mengungkapkan, perusahaan telah menghimpun dana sekuritisasi tahap pertama sebesar Rp4 triliun. Adapun, menurutnya, saat ini lelang EPC masih berlangsung.

"Saat ini, kami masih dalam proses lelang EPC," ujarnya ditemui di Bursa Efek Indonesia, Kamis (20/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia bilang, dua unit PLTU ini memiliki kapasitas 2x1.000 Megawatt (MW) dan membutuhkan dana Rp43 triliun dan akan dikerjakan bersama dengan mitranya, PT Barito Pacific Tbk. Dalam kemitraan ini, PLN mengempit kepemilikan 51 persen.

Dengan menimbang porsi pembiayaan di angka 30 persen dari belanja modal, maka PLN harus menyetor kas internal sebesar Rp6 triliun untuk proyek tersebut. Meski demikian, ia menyebut, uang sekuritisasi ini tidak akan digunakan seluruhnya.

"Memang, tidak akan kami gunakan seluruhnya, karena proyek ini kan multi years. Dan, kami pun harus efisien, sehingga penggunaan dana ini tak dialokasikan untuk PLTU Suralaya sepenuhnya," terang Sri.

Selain PLTU Suralaya, dana ini akan digunakan untuk mengembangkan PLTU mulut tambang Kalimantan Timur dengan kapasitas 2x100 MW dan pembangkit Energi Baru Terbarukan dengan kapasitas 30 MW. Tak hanya itu, dana sekuritisasi juga akan digunakan bagi pembangkit listrik bergerak (Mobile Power Plant/MPP) di Indonesia Timur.

Setelah tahap pertama, PLN akan melakukan sekuritisasi PPA lagi dengan nilai Rp6 triliun di tahun depan. "Karena kami ingin sekuritisasi ini maksimal Rp10 triliun hingga tahun depan, sehingga sisa Rp6 triliun akan digunakan untuk proyek-proyek tersebut," ungkapnya.

Tahun ini, PLN mulai melakukan sekuritisasi aset dengan skema EBA demi menambah portfolio pendanaan milik perseroan. Sebelumnya, PLN mencari pendanaan melalui pinjaman perbankan, obligasi, penerusan pinjaman, hingga pinjaman dengan Export Credit Agency.

Indonesia Power mengeIoIa operasi dan pemeliharaan pembangkit sebesar 14.826 MW, yang terdiri dari delapan unit Pembangkit, yakni Suralaya, Semarang, Perak Grati, Saguling, Bali, Mrica, Priok, serta Kamojang. Selain itu, Indonesia Power juga mengoperasikan 13 Pembangkit milik PLN.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER