Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perdagangan menyatakan Indonesia, Thailand, dan Malaysia sepakat memperjuangkan harga karet yang stabil dan kompetitif dengan mengelola suplai dan meningkatkan permintaan domestik.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menegaskan kesepakatan ini dicapai dalam Pertemuan Dewan Menteri International Tripartite Rubber Council (ITRC), Jumat lalu (15/9) di Bangkok, Thailand.
Pertemuan tersebut dipimpin Menteri Pertanian dan Koperasi Thailand Jenderal Chatchai Sarikulya dan juga dihadiri Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditi Malaysia Datuk Seri Mah Siew Keong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Enggar mengatakan, sampai akhir tahun pasar diperkirakan seimbang karena penurunan produksi dan meningkatnya permintaan. Dengan pengelolaan yang teratur, diyakini keseimbangan dapat tercapai dan membawa pengaruh baik terhadap harga karet.
"Sebagai negara produsen, ketiga negara menyadari pentingnya menjaga stabilitas harga karet sebagai kebijakan jangka panjang. Suplai dan permintaan harus mendapat porsi penanganan yang sama agar seimbang,” kata Enggar dalam keterangan resmi, Selasa (19/9).
“Pengendalian luas area tetap dilanjutkan agar produksi terjaga dengan tetap memperhatikan kebutuhan negara konsumen maupun dalam negeri. Di lain pihak, kami gencarkan permintaan domestik agar tumbuh sampai 10 persen tiap tahun," jelas Mendag.
Ia menjelaskan, ketiga menteri di Asean itu mendukung peningkatan kolaborasi di bidang penelitian dan pengembangan teknologi untuk mendorong penggunaan karet alam sebagai bahan baku di sektor transportasi, infrastruktur, olahraga, alat pertahanan, kesehatan dan barang konsumsi.
"Pemerintah menaruh perhatian besar pada sektor infrastruktur yang memanfaatkan karet alam sebagai bahan baku, seperti campuran aspal jalan. Tidak hanya itu, penggunaan karet alam juga akan terus ditingkatkan di sektor lainnya," tegas Mendag.
Kerja sama ITRC, lanjut Enggar, juga semakin kuat dengan bergabungnya Vietnam menjadi mitra strategis. Dengan bergabungnya Vietnam, maka pangsa pasar produksi keempat negara menjadi 71 persen dan pangsa pasar ekspor 84 persen.
“Ke depannya, kami mengundang Vietnam untuk menjadi anggota penuh ITRC,” imbuh Enggar.