Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Sentral Amerika Serikat,
The Federal Reserve memilih untuk mempertahankan bunga acuannya
(Fed Fund Rate/FFR) sebesar 1,25 persen. pada Rabu (20/9) waktu setempat. Kendati demikian, Fed masih memberikan sinyal adanya kenaikan bunga satu kali lagi di akhir tahun ini seiring melemahnya inflasi.
Proyeksi ekonomi terbaru setelah rapat dua hari Bank Sentral AS menyebut suku bunga AS hingga akhir tahun ini akan berada dikisaran 1,25 persen hingga 1,5 persen.
Dalam pernyataan resminya,
The Fed menyebut keputusan tersebut diambil seiring kekuatan di pasar kerja, pertumbuhan investasi bisnis, dan ekspansi ekonomi yang moderat namun tahan lama ditahun ini. The
Fed menambahkan bahwa risiko jangka pendek terhadap prospek ekonomi tetap "seimbang" namun mengatakan bahwa pihaknya "secara dekat" mengamati inflasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gubernur Bank Sentral AS Janet Yallen menyebut inflasi yang rendah masih menjadi misteri bagi AS. Namun, menurut Yallen, pihaknya juga sia mengubah kebijakan suku bunga jika dibutuhkan.
"Yang perlu kita cermati adalah apakah faktor-faktor yang menurunkan inflasi cenderung terbukti bertahan. Jika itu terjadi, maka akan membutuhkan perubahan kebijakan moneter," ujar Yallen dikutip dari Reuters, Kamis (21/9)
Adapun, prospek suku bunga The Fed pada tahun depan sebagian besar tetap tidak berubah dalam proyeksi The Fed yang terbaru, dengan tiga kenaikan yang diharapkan di tahun 2018. Untuk itu, bank sentral AS pun memutuskan memperlambat tingkat pengetatan moneter.
The Fed hanya memprediksi kenaikan dua tahun di tahun 2019 dan satu di tahun 2020. Hal ini juga menurunkan estimasi suku bunga "netral" jangka panjangnya dari 3 persen menjadi 2,75 persen, yang mencerminkan kekhawatiran tentang vitalitas ekonomi secara keseluruhan.
The Fed, seperti yang diharapkan, juga mengatakan akan mengurangi kepemilikan obligasi pemerintah AS dan sukuritas berbasis mortgage sekitar US$4,2 miliar mulai Oktober. Pemangkasan akan dilakukan mulai US$10 miliar setiap bulan dari jumlah efek yang jatuh tempo yang harus diinvestasikan kembali.
Langkah tersebut akan memulai pembalikan bertahap dari tiga putaran pelonggaran kuantitatif yang dilakukan oleh the Fed antara tahun 2008 dan 2014 untuk merangsang ekonomi setelah krisis keuangan dan resesi 2007-2009.
Batas reinvestasi dijadwalkan meningkat sebesar $ 10 miliar setiap tiga bulan sampai maksimum $ 50 miliar per bulan sampai saldo keseluruhan bank sentral turun sekitar $ 1 triliun atau lebih di tahun-tahun depan.
Yellen mengatakan akan mengambil "kemerosotan material" dalam kinerja ekonomi Fed untuk membalikkan jadwal yang diharapkan akan berlanjut "secara bertahap dan dapat diperkirakan."
Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang setelah rilis pernyataan kebijakan the Fed. Saham AS memperpanjang kerugian sementara yield pada obligasi pemerintah AS naik sedikit.
(agi)