ADB Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen Tahun Depan

Antara | CNN Indonesia
Selasa, 26 Sep 2017 17:55 WIB
Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia didukung pembangunan infrastruktur publik dan iklim investasi swasta yang terus membaik.
Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan didukung oleh kinerja pembangunan infrastruktur publik, dan iklim investasi swasta yang terus membaik. (CNN Indonesia/ Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Pembangunan Asia (ADB) memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada pada level 5,1 persen akhir 2017, dan terus meningkat hingga 5,3 persen pada tahun berikutnya.

"Ekonomi Indonesia tetap kuat terlepas dari ketidakpastian global, dengan pertumbuhan yang diharapkan akan baik pada tahun ini," ujar Kepala Perwakilan ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein di Jakarta, Selasa (26/9).

Dalam paparan ekonomi terbaru Asian Development Outlook (ADO) 2017, Wicklein menjelaskan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan didukung oleh kinerja pembangunan infrastruktur publik, dan iklim investasi swasta yang terus membaik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Alokasi infrastruktur publik dan iklim investasi swasta yang makin baik, ekspansi ekonomi kemungkinan masih berlanjut hingga tahun depan," katanya.

Selain investasi, momentum pertumbuhan juga berlanjut karena didukung oleh peningkatan kinerja ekspor yang mengalami perbaikan sejak semester pertama 2017.

Dalam publikasi tersebut, ADB juga menilai belanja pemerintah dapat mendukung pertumbuhan ekonomi pada paruh kedua 2017.

Sementara itu, investasi swasta meningkat perlahan, seiring hasil dari reformasi kebijakan guna memperbaiki iklim usaha.

Tak hanya itu, keputusan lembaga pemeringkat Standard & Poor's untuk menaikkan peringkat Indonesia ke level layak investasi (investment grade) turut mempercepat arus modal masuk, termasuk investasi swasta.


Kredit Membaik

Pertumbuhan kredit ikut diproyeksikan membaik secara bertahap, menyusul pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia dan berbagai kebijakan lain yang memberikan fleksibilitas bagi bank dalam mengelola likuiditas.

Kebijakan fiskal juga akan mendukung pertumbuhan melalui realokasi anggaran yang mampu memberikan pagu belanja lebih besar bagi infrastruktur publik, kesehatan dan pendidikan.

Meskipun pemerintah mengurangi subsidi energi yang menyebabkan terjadinya kenaikan tarif dasar listrik, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih tetap kuat.

Keyakinan konsumen ini didukung oleh kestabilan kurs rupiah serta proyeksi laju inflasi yang lebih terkendali yaitu sebesar 4,0 persen pada 2017 dan 3,7 persen pada 2018.

Tren penurunan inflasi ini karena adanya upaya pemerintah untuk menjaga harga pangan melalui pengelolaan logistik dan pusat distribusi pangan di daerah-daerah secara lebih baik.

(lav/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER