Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagian masyarakat Bandung yang ikut dalam bisnis Talk Fusion mulai menyadari adanya kejanggalan pada bisnis tersebut sejak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyetop kegiatan usaha Talk Fusion pada awal tahun ini.
Asosiasi independen Talk Fusion—agen yang mempromosikan Talk Fusion, pun langsung mengadakan perkumpulan untuk membahas perkara itu. Mereka pun memanggil
leader ataupun VTrust, selaku manajemen yang membawa dan mengelola Talk Fusion di Indonesia.
Salah satu agen Talk Fusion asal Bandung, Diana Dewi menyatakan, Nico Darmawan sosok yang membawa Talk Fusion ke Bandung mengelak izin Talk Fusion bermasalah. Namun, sebagai seseorang yang memiliki latar belakang di bidang hukum, Diana merasa ada kesalahan dari Talk Fusion.
"Sekelas negara tidak mungkin keluarkan informasi kalau tidak ada apa-apanya," kata Diana kepada CNNIndonesia.com, akhir pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, beberapa
associate termasuk Diana dikumpulkan oleh petinggi Talk Fusion di Indonesia di sebuah cafe di Bandung. Dalam pertemuan itu, sebagian mereka diminta untuk menyebarkan informasi terkait bisnis Talk Fusion yang sedang diurus.
Hal ini tentu dengan tujuan meredam kekhawatiran sebagian besar
associate yang telah menanamkan dananya di Talk Fusion.
"Pokoknya dijelaskan izin kami ABCD dan segala macam, mereka masih mengelak," ujar Diana.
Sikap Negatif dan ReaksiDalam kesempatan yang sama,
associate lainnya berinisial NF menjelaskan, Nico Darmawan juga sempat menghadiri undangan yang dilakukan oleh sebagian besar associate di Bandung yang meminta penjelasan.
Setelah itu, ada beberapa agen yang berpikiran positif karena masih berharap izin usaha Talk Fusion benar akan dikeluarkan. Sayangnya, semakin lama
associate tak juga mendapatkan kejelasan terkait hal tersebut.
"Kami panggil juga sudah mulai tidak mau datang. Kalau kami komentar di grup, kami dihapus. Sikap negatif itu yang membuat kami bereaksi," kata NF.
Tim agen Bandung yang merasa dirugikan mulai bergerak mengadukan permasalahan ini ke OJK regional Jawa Barat melalui surat dan bertemu langsung pada Mei lalu.
Selanjutnya, mereka juga melaporkannya ke Polrestabes kota Bandung melalui surat pengaduan.
Selang sebulan, agen di Bandung datang ke Jakarta untuk mengadukan kegiatan usaha Talk Fusion masih beroperasi.
Indarti meyakini, bisnis Talk Fusion tidak berubah karena masih dibawahi oleh manajemen VTrust. Oleh karena itu, Indarti bersama
associate lain di Bandung bersikeras agar pemerintah bisnis itu bisa dihentikan untuk meminimalisir jumlah korban.
Tak main-main, korban Talk Fusion di Bandung juga mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo pada 19 September 2017. Mereka meminta Jokowi untuk ikut mengawal atau membantu korban Talk Fusion untuk menuntaskan kasus ini.
"Ini kalau berlanjut kasihan, jangan sampai ada korban lagi. Surat ini juga ditembus ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)," jelas Indarti.