Talk Fusion, Iming-iming Merdu 'Pepesan Kosong'

CNN Indonesia
Jumat, 29 Sep 2017 13:28 WIB
Produk teknologi informasi yang dibanderol mulai dari US$99 hingga US$1.500 itu merupakan video komunikasi. Namun, tak bisa diakses tanpa bayaran.
Produk teknologi informasi yang dibanderol mulai dari US$99 hingga US$1.500 itu merupakan video komunikasi. Namun, tak bisa diakses tanpa bayaran. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma).
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagian besar korban Talk Fusion di Bandung, Jawa Barat, menyebut bahwa produk yang dijual oleh perusahaan asal Amerika Serikat itu tak berfungsi. 

Permasalahan ini menambah ruwet persoalan dari bisnis Talk Fusion yang sebelumnya juga dilaporkan oleh ratusan associate (rekan) Talk Fusion di Bandung karena tidak berizin.

Indarti, dokter asal Bandung yang mengklaim menjadi korban sekaligus rekan Talk Fusion mengaku, sempat menggunakan aplikasi Talk Fusion laiknya aplikasi pesan instan WhatsApp. Namun, belakangan, aplikasi tersebut tak lagi berfungsi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kirim chat (pesan) nih ya sekarang, tidak bisa. Awalnya bisa dibalas sama downline saya," cerita Indarti kepada CNNIndonesia.com di Bandung belum lama ini.


Dalam laman resmi www.talkfusion.com, tertera empat produk yang ditawarkan dengan harga yang berbeda-beda. Produk itu terdiri dari video email dengan harga US$99, video suite-executive seharga US$250, video suite-elite US$750, dan video suite-pro US$1500.

Meski sudah bayar di awal, namun manajemen Talk Fusion menuliskan ada biaya lagi per bulannya sebesar US$50. Sementara, masing-masing produk juga disediakan tempat penyimpanan yang berbeda, seperti video email hanya 100 GB, video suite-executive 250 GB, video suite -elite 750 GB, dan video suite-pro dengan memori yang tak terbatas.

"Videonya tidak bisa dipakai, enggak ada yang bisa," terang Indarti.

Associate Talk Fusion lainnya asal Bandung, Diana Dewi mengatakan, leader Talk Fusion di Bandung maupun VTrust selaku manajemen yang menaungi Talk Fusion menyebut produk yang ditawarkan masih bersifat produk masa depan (future plan).


"Jadi, bilangnya mereka (leader) begini, 90 persen bisnis dan 10 persen produk. Misalnya, orang kalau beli properti kan lihat tanahnya, tapi marketing bilang nanti akan dibangun rumah sakit dan lain-lain," terang Diana.

Kendati sudah menyadari hal itu, iming-iming bisnis dengan keuntungan tinggi membuat Diana dan associate lainnya, termasuk Indarti, tetap bergabung di Talk Fusion.

"Tapi, bodohnya kami lagi, kami sudah digituin lalu kami begitu juga ke bawah kami. Karena kami sudah dicuci otak," ucap Diana.

Tawaran Bonus Menggiurkan

Maklum, Talk Fusion menawarkan keuntungan hingga Rp10 miliar dalam satu tahun. Dengan catatan, asscociate mampu menjaring minimal dua downline dalam satu bulan dan memastikan seluruh downline-nya juga mendapatkan dua downline setiap bulan.


"Jadi, ya siapa yang nggak mau dengan modal berkisar Rp33 juta-Rp34 juta, lalu setahun bisa dapat Rp10 miliar," imbuh Diana.

Di Talk Fusion, seseorang wajib merogoh kocek sebesar US$2.349 sebagai modal awal untuk bergabung. Dari dana tersebut, sekitar US$1.500 dianggap sebagai biaya bergabung atau franchise. Dan, sisanya US$810 untuk biaya berlangganan produk selama setahun.

"Sisanya sekitar US$30 itu katanya untuk administrasi. Nah, US$810 itu harus tetap kami bayarkan selama kami menjadi associate setiap tahun," ungkapnya.

Suara Merdu Puji Produk

Namun, associate daerah lainnya mengaku, seluruh produk Talk Fusion dapat digunakan dengan maksimal. Bahkan, pria yang enggan disebut namanya ini menyebut, produk tersebut membantunya menjalankan bisnisnya yang bergerak dalam bidang teknologi dan informasi.


"Sebelum mencoba kan ada free trial (gratis coba) selama satu bulan. Jadi, bagaimana tidak bisa digunakan," kata sumber CNNIndonesia.com tersebut.

Lebih lanjut ia mengatakan, produk video ini berbeda dengan yang sudah ada, seperti Youtube. Video komunikasi oleh Talk Fusion sendiri dapat memperlihatkan siapa saja yang melihat video tersebut lengkap dengan data pribadi orang tersebut.

"Nah, itu bisa jadi media promosi. Bisa kami follow up (tindak lanjuti) kan, kalau seandainya orang itu buka berkali-kali  bisa saya telepon untuk menawarkan produk bisnis yang saya jalankan pribadi," paparnya.

Terkait pelaporan yang dilakukan oleh associate di Bandung, ia mengaku, tak khawatir dengan kelanjutan Talk Fusion ke depannya ataupun protes dari downline. Pasalnya, ia tak pernah menanamkan keuntungan semata kepada setiap orang yang ditawarkan atau downline-nya.


"Downline saya ini menggunakan Talk Fusion karena saya beritahu manfaatnya, produknya. Jadi, mereka tahu uang itu keluar untuk apa," jelasnya.

Associate dari Yogyakarta tersebut mengklaim, telah meraup keuntungan dan balik modal dari bisnis Talk Fusion. Makanya, menurutnya, keberhasilan bisnis Talk Fusion sangat bergantung pada pola pikir masing-masing associate.

Namun, ia tak menyalahkan associate yang lebih memilih fokus pada bisnis Talk Fusion atau merekrut downline dibandingkan dengan produk yang ditawarkan oleh Talk Fusion itu sendiri.


"Nah, kalau saya pribadi sebagus apapun itu lihat produknya dulu," tandas dia.

Ia mengaku, sering mengadakan pertemuan dengan downline-nya agar meminimalisisr keraguan atau kebingungan dari masing-masing downline agar tak salah langkah.

Sudah bergabung lebih dari dua tahun, sumber CNNIndonesia.com ini mengaku, masih betah menggunakan produk dari Talk Fusion. Kini, ia sudah memiliki 18 downline.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER