Kuartal III 2017, Dana Kelolaan Danareksa Tembus Rp26 Triliun

CNN Indonesia
Minggu, 01 Okt 2017 20:32 WIB
Dana kelolaan Danareksa melesat 39 persen menjadi Rp26 triliun kalau dibandingkan dengan posisi pada awal tahun sebesar Rp18,71 triliun.
Dana kelolaan Danareksa melesat 39 persen menjadi Rp26 triliun kalau dibandingkan dengan posisi pada awal tahun sebesar Rp18,71 triliun. (Dok. bumn.go.id).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Danareksa Investment Management membukukan total dana kelolaan sebesar Rp26,09 triliun hingga akhir 30 September 2017. Perolehan ini melesat 39 persen kalau dibandingkan dengan posisi pada awal tahun sebesar Rp18,71 triliun.

Sekretaris Perusahaan Danareksa Winnie Rahmi Maulidya mengatakan, kenaikan dana kelolaan ini berasal dari berbagai jenis reksa dana yang ditawarkan oleh perusahaan. Beberapa produk yang dimiliki perusahan, antara lain reksa dana pasar uang, reksa dana terproteksi, reksa dana, dan reksa dana pendapatan tetap.

"Disamping itu, dalam rangka mendukung pembiayaan infrastruktur, perseroan pada tahun ini juga telah menerbitkan satu Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT)," tutur Winnie dalam keterangan resmi, Sabtu (1/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penerbitan itu dilakukan untuk mendukung proyek infrastruktur dalam hal pembiayaan. Tidak hanya itu, perusahaan juga menawarkan produk KIK EBA dari sekuritisasi aset PT Indonesia Power (IP).

KIK EBA tersebut direspon positif oleh pasar hingga mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebesar 2,7 kali dari target awal Rp4 triliun menjadi Rp10,5 triliun.

Perusahaan berencana kembali menerbitkan produk baru berupa reksa dana terproteksi dan dua produk berbasis infrastruktur.

Mengacu pada data KSEI, pertumbuhan dana kelolaan industri reksa dana mencapai 21,55 persen dari Juli tahun lalu hingga Agustus 2017. Dana kelolaan pada Juli 2016 Rp328,68 triliun menjadi Rp399,52 triliun hingga akhir Agustus 2017.

Sementara itu, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebanyak dua kali berturut-turut menjadi 4,25 persen diproyeksi membuat industri reksa dana pasar uang lunglai.

Masalahnya, suku bunga deposito akan lebih dulu diturunkan oleh perbankan sebelum akhirnya menurunkan suku bunga kredit. Sementara, sebagian besar penempatan reksa dana pasar uang ditempatkan dalam instrumen deposito.

"Ini mengancam kinerja reksa dana pasar uang yang berbasis deposito. Ketika suku bunga turun, maka akan memberikan efek ke suku bunga deposito," ungkap Senior Research Analyst Pasardana, Beben Feri Wibowo saat dihubungi CNNIndonesia.com belum lama ini.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER