RI Butuh Tambah Tenaga Asing karena Jadi Tujuan Investasi

CNN Indonesia
Rabu, 04 Okt 2017 17:54 WIB
Menteri Perindustrian mengaku, beberapa investor asing meminta pemerintah untuk mengizinkan tenaga kerja mereka masuk ke Indonesia guna mengembangkan bisnisnya.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengaku, beberapa investor asing meminta pemerintah untuk mengizinkan tenaga kerja mereka masuk ke Indonesia guna mengembangkan bisnisnya. (CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengaku, Indonesia membutuhkan tambahan Tenaga Kerja Asing (TKA) lantaran menjado salah satu negara utama tujuan investasi di kawasan Asia Tenggara (Asean).

Menurut Airlangga, beberapa investor asing memang meminta pemerintah untuk mengizinkan tenaga kerja mereka masuk ke dalam negeri guna mengembangkan suntikan modal dan bisnis.

Dengan permintaan itu, menurut Airlangga, sebenarnya tak ada salahnya bila pemerintah melonggarkan izin kerja bagi tenaga kerja asing. Tujuannya, tak lain tak bukan agar investasi itu benar-benar masuk dan dijalankan di dalam negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di Asean, kita (Indonesia) jadi salah satu pertimbangan untuk investasi. Jadi, investor butuh kemudahan untuk bawa para expertise-nya (tenaga kerja ahli)," ucap Airlangga kepada CNNIndonesia.com, Selasa (3/10).

Namun, dipastikan Airlangga, tenaga kerja asing yang dimaksud merupakan expertise, sehingga bukan pekerja di tingkat lapangan atau yang pekerja tanpa kemampuan ahli. Dengan demikian, kesempatan kerja bagi masyarakat tetap terbuka lebar.

"Selama kompetensi tenaga kerja itu tidak kami miliki, itu tidak apa. Tapi yang masih bisa diisi oleh lokal, tentu kami utamakan lokal," kata politisi Partai Golkar itu.

Selain bertujuan agar investasi benar-benar masuk ke Tanah Air, ia bilang, pemerintah juga punya keinginan untuk mencuri ilmu dari para expertise itu. Dengan demikian, terdapat transfer ilmu dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) di tingkat industri.

Hal tersebut menurut dia, bisa dimanfaatkan pemerintak, lantaran pemerintah tak bisa hanya mengandalkan pembentukan kualitas SDM hanya dengan program pendidikan dan pelatihan vokasional yang saat ini tengah digencarkan.

Terakhir, faktor pertimbangannya, menurut dia, adalah jumlah tenaga kerja asing di Indonesia yang masih sangat minim, yakni hanya sekitar tiga persen dari total pekerja di sektor industri. Adapun, dominasi terbanyak dari China.

"Populasi hanya tiga persen selama operasional, itu ahli bukan kasar. Kalau berdasarkan proyek, biasanya banyak dari China, tapi itu kami butuhkan karena kerjanya per proyek," terangnya.

Airlangga pun memastikan, saat pembangunan proyek selesai, operasional proyek tersebut langsung diisi oleh para tenaga kerja dalam negeri.

Kendati enggan menyebut sektor industri mana saja yang investornya meminta dapat masuknya tenaga kerja asing, Airlangga menyebut, saat ini, banyak tenaga kerja asing yang bekerja di sektor industri petrokimia, minyak, dan gas. "Kalau manufaktur yang banyak tenaga kerjanya, dominan lokal," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong enggan berkomentar terkait permasalahan tenaga kerja asing ini.  "Masalah tenaga kerja asing ini kan kompleks, nanti akan kami uraikan secara sistematis," katanya singkat.

Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah TKA di Indonesia tahun 2016 mencapai 74.813 orang. Sebagian besar tenaga kerja ini didominasi tenaga asal China sebanyak 21.271 orang atau sebanyak 28,43 persen dari total TKA.

Sementara itu, berdasarkan data BPKM, jumlah PMA sepanjang Januari-Juni 2017 mencapai Rp206,9 triliun atau sekitar 61,4 persen dari total investasi yang didapat Indonesia sebanyak Rp336,87 triliun. Dengan total investasi itu, sebanyak 536 ribu tenaga kerja Indonesia terekrut.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER