Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah dan Bank Indonesia akan menganggarkan biaya sebesar Rp810 miliar guna menyelenggarakan pertemuan tahunan International Monetary Fund-World Bank pada tahun depan. Acara ini rencananya akan dilangsungkan di Nusa Dua, Bali.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, untuk membiayai pertemuan tersebut, pihaknya akan menanggung biaya sekitar Rp672,59 miliar, sedangkan sisanya akan ditanggung oleh Bank Indonesia. Adapun, anggaran tersebut masuk ke dalam pos Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara dan Lembaga (RKAKL) Kemenkeu.
Menurutnya, sebanyak Rp65,8 miliar dari anggaran itu akan dialokasikan bagi keperluan rapat, khususnya persiapan ruangan rapat dan perlengkapan kantor. Di samping itu, anggaran juga akan digunakan untuk kesekretariatan, infrastruktur informasi dan teknologi, serta publikasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ini semuanya menggunakan vendor dalam negeri, sehingga yang dapat kerjaan adalah perusahaan dalam negeri. Berbagai macam barang yang dibeli bisa dipakai atau kemudian dihibahkan,” jelas Sri Mulyani di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (4/10).
Meski menghabiskan lebih dari setengah triliun, ia menilai bahwa angka ini masih lebih kecil dibanding negara-negara lain yang menjadi tuan rumah pertemuan tersebut.
Ia mencontohkan Singapura yang menggelontorkan dana sebesar Rp994,4 miliar untuk menyelenggarakan helatan tersebut pada 2006 silam. Di samping itu, alokasi pemerintah juga lebih kecil dibanding penyelenggaraan di Istanbul tahun 2009, di mana biayanya mencapai Rp1,25 triliun.
“Biaya yang mereka keluarkan untuk membangun
site meeting yang baru, sehingga ada
construction cost sebesar Rp1,25 triliun. Kalau dibanding Indonesia, ini dua kali lipat besarannya. Itu pun baru
construction cost-nya, belum biaya lain,” tambahnya.
Sementara itu, biaya penyelenggaraan IMF-World Bank tahun 2012 di Tokyo mencapai Rp1,1 triliun mengingat tingginya biaya hidup di sana. Yang terakhir, ia mencontohkan pengelolaan rapat tahunan di Lima, Peru yang memakan dana Rp2,29 triliun.
“Ini lagi-lagi untuk
construction cost, karena mereka khusus membangun
convention center yg dipakai untuk pertemuan IMF-World Bank dan sekiranya bisa dipakai untuk aktivitas lain. Biaya Indonesia cukup kecil dibanding sebelumnya,” papar Sri Mulyani.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi XI DPR RI fraksi Partai Indonesia Demokrasi Perjuangan (PDIP) Eva Kusuma Sundari mengapresiasi lebih kecilnya rencana anggaran penyelenggaran rapat tahunan tersebut dibanding negara sebelumnya. Namun, ia tetap berharap Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bisa melakukan pra-audit atas anggaran tersebut.
Ia menilai, dengan anggaran yang besar, terdapat potensi inefisiensi, sehingga anggaran tersebut seharusnya bisa lebih hemat. “Dan ini tugas kami ke konstituen untuk menjelaskan penggunaan anggaran ini,” jelasnya.
Rencananya, pertemuan ini akan dilaksanakan sejak 8 hingga 14 Oktober tahub depan. Adapun, peserta acara ini terdiri dari 15 ribu delegasi yang berasal dari 189 negara di seluruh dunia.