BI: Kredit Belum Tumbuh Meski Moneter Sudah Longgar

CNN Indonesia
Kamis, 05 Okt 2017 16:17 WIB
suku bunga kredit baru menurun 110 basis poin (bps) sejak awal 2016, sedangkan bunga deposito turun 145 bps menjadi 6,49 persen.
suku bunga kredit sejak awal 2016 baru mengalami penurunan sebesar 110 basis poin (bps) menjadi 11,73 persen, sedangkan bunga deposito turun 145 bps menjadi 6,49 persen. (REUTERS/Darren Whiteside).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) menilai transmisi pelonggaran kebijakan moneter melalui penurunan suku bunga acuan hingga 75 basispoin masih lambat mempengaruhi perkembangan kredit perbankan.

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, penurunan suku bunga acuan belum memberi dampak maksimal terhadap aktivitas kredit perbankan di Indonesia.


“Kita masih belum melihat dampak dari penurunan suku bunga kita terhadap sektor perbankan,” ucapnya di Jakarta, Kamis (5/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dody memaparkan, suku bunga kredit sejak awal 2016 hingga saat ini baru mengalami penurunan sebesar 110 basis poin (bps) menjadi 11,73 persen, sedangkan bunga deposito turun 145 basis poin menjadi 6,49 persen.

Padahal, suku bunga acuan sudah menyusut hingga 200 bps sejak Januari 2016 lalu. Dia berharap dengan turunnya suku bunga acuan akan mendorong ekspansi kredit yang besar.


Dia mengatakan, pertumbuhan kredit di Indonesia masih relatif rendah yakni hanya delapan persen. Padahal, kebutuhan konsumsi bisa mencapai 10 hingga 12 persen.

Ke depan, otoritas perbankan itu memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan hanya akan berada pada kisaran 8-10 persen sampai akhir 2017.

"Kemungkinan sampai dengan akhir tahun, kredit itu hanya bisa tumbuh sekitar 8 – 10 persen,” sebutnya.

Di sisi lain, pasar keuangan malah tumbuh pesat sekitar 50 persen dari posisi terakhir. Ia mengungkapkan bahwa saat ini banyak pelaku usaha lebih memilik melakukan pembiayaan di luar perbankan karena beban bunga yang lebih murah dibandingkan bunga bank.

Ia melihat banyak pelaku usaha yang mengalihkan pembiayaan ke pasar uang melalui Medium Term Notes (MTN), Negotiable Certificate of Deposit (NCD), atau pun menerbitkan obligasi korporasi dan IPO.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER