PLTU Jawa 7 Ditargetkan Rampung Setahun Lebih Cepat

CNN Indonesia
Kamis, 05 Okt 2017 18:19 WIB
PT PLN (Persero) menyatakan, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 7 akan selesai pada 2019, lebih cepat ketimbang target awal yakni di tahun 2020.
PT PLN (Persero) menyatakan, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 7 akan selesai pada 2019, lebih cepat ketimbang target awal yakni di tahun 2020. (Dok. Cirebon Electric Power)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) menyatakan, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 7 akan selesai pada 2019, lebih cepat ketimbang target awal yakni di tahun 2020.

Direktur Utama PLN Sofyan Basir beralasan, PLTU ini sudah memiliki tingkat kemajuan mencapai 35 persen. Proyek ini, lanjutnya, digadang untuk menyerap tenaga kerja hingga 6 ribu orang.

“Progres ini sudah mencapai 35 persen, diharapkan dapat beroperasi akhir 2019,” jelas Sofyan di Serang, Kamis (5/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Secara rinci, ia menjelaskan bahwa pembangkit ini memiliki kapasitas 2x1.000 Megawatt (MW) dan dikerjakan oleh anak usaha PLN, PT Pembangkitan Jawa Bali yang bekerja sama dengan perusahaan asal China, Shenhua Energy Company Ltd.

Dalam proyek ini, konsorsium akan menggelontorkan biaya hingga Rp35 triliun yang disediakan oleh China Development Bank.

Pembangkit ini pun akan disokong dengan pembangunan terminal batu bara dengan kapasitas 20 juta ton. Selain memasok ke PLTU Jawa 7, proyek senilai Rp2 triliun ini juga akan memasok batu bara ke PLTU Suralaya, Lontar, Labuan, dan Pelabuhan Ratu.

“Dengan terminal ini, maka penyediaan batu bara bisa lebih aman dan efisien,” lanjutnya.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyebut, tarif PLTU Jawa 7 ini sudah cukup efisien, yakni US$0,042 per Kilowatt-Hour (KWh).

Karena itu, ia menilai bahwa tarif setrum PLTU Jawa 7 bisa dijadikan percontohan bagi kontrak jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) yang lain.

“Dengan adanya terminal batu bara, maka ongkos logistik batu bara pun bisa ditekan,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Presiden Joko Widodo mengapresiasi pembangunan ini. Sebab, listrik dari pembangkit ini akan menghidupi 4,6 juta rumah tangga atau 8 persen dari seluruh rumah di Indonesia.

Dengan dibangunnya pembangkit ini, tentu investasi diharapkan meningkat. Namun menurutnya, manfaat terpenting dari listrik adalah agar anak-anak negeri bisa belajar di malam hari.


“Yang paling penting, anak bisa belajar malam karena listrik. Saya titip listrik ke PLN agar semua biaya yang ada dicek betul secara detail, baik berkaitan harga batu bara, baik transportasi angkut batu bara,” ungkap Jokowi.

Sekadar informasi, di dalam pembangunan yang menggunakan skema Independent Power Producer (IPP) ini, Shenhua mengambil kepemilikan 70 persen dan sisanya dimiliki oleh PJB. Keduanya membentuk perusahaan patungan bernama PT Shenhua Guohua Pembangkitan Jawa Bali.

Pembangunan pembangkit ini pun dimulai tahun lalu dan kemudian diikuti dengan kewajiban pembiayaan (financial closing) bulan November 2016.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER