Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI siap merogoh kocek sekitar Rp1,5 triliun untuk memperkuat jaringan anak usaha.
Dana tersebut terbagi atas Rp1 triliun untuk penambahan modal PT BNI Syariah dan sekitar Rp300-500 miliar lainnya untuk akuisisi perusahaan aset manajemen sebagai anak usaha baru.
Direktur Keuangan BNI Rico Rizal Budidarmo mengatakan, suntikan modal ke BNI Syariah akan diberikan pada akhir tahun ini untuk ekspansi anak usahanya itu. Sementara, akuisisi baru akan terealisasi tahun depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akuisisi untuk melakukan investasi di bidang
multifinance yang berkaitan dengan konsumer," ujar Rico di Wisma BNI, Kamis (12/10).
Berdasarkan Rencana Bisnis Bank (RBB), BNI Syariah menargetkan mampu menyalurkan pembiayaan hingga Rp23,7 triliun sampai akhir tahun ini.
Target tersebut setidaknya lebih tinggi sekitar 15,6 persen dari capaian tahun lalu sebesar Rp20,5 triliun. Sedangkan per Agustus, BNI Syariah telah menyalurkan pembiayaan hingga Rp22,5 triliun.
Sementara untuk akuisisi perusahaan aset manajemen, Rico enggan menjelaskan skemanya. Namun, opsinya antara lain diambilalih lalu dijalankan bisnisnya, atau dilebur dengan anak usaha lainnya.
Selain itu, ia juga masih enggan membagi perusahaan aset manajemen mana yang akan diakusisi perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu.
"Bisa macam-macam dalam mengembangkan aset manajemen ini. Jadi, ini yang sudah ada," imbuhnya.
Saat ini, setidaknya BNI telah memiliki beberapa anak usaha, mulai dari BNI Syariah, BNI Sekuritas, BNI Life Insurance, BNI Multifinance, hingga BNI Remittance. Jika bertambah lagi, maka perusahaan pelat merah itu akan memiliki enam anak usaha.