Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menggandeng PT Railink, operator Kereta Api Bandara, terkait fasilitas kredit konsumer kepada karyawan Railink. Upaya ini dilakukan sebagai salah satu strategi untuk mendongkrak kredit konsumer bank pelat merah tersebut.
“Setidaknya, akan ada 180 karyawan Railink yang bisa menikmati kredit dari BTN, mulai dari KPR, kredit untuk karyawan, kredit untuk renovasi rumah dan fasilitas kredit lainnya. Ini, juga dapat memacu penyaluran kredit konsumer,” ujar Direktur BTN Handayani, Jumat (13/10).
Hingga Agustus 2017, perseroan telah menyalurkan kredit konsumer (unaudited) senilai Rp143,99 triliun atau naik 19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp121,05 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun ini, Handayani menyebutkan, perseroan menargetkan penyaluran kredit konsumer bisa tumbuh sekitar 23 persen atau menjadi Rp160,83 triliun dari posisi akhir tahun lalu, yaitu Rp130,76 triliun.
“Pada akhir 2017 nanti, kami meyakini, kredit akan melaju sesuai target yang kami bidik,” tutur Handayani.
Ruang lingkup kemitraan kedua perusahaan meliputi beberapa fasilitas kredit konsumer yang bisa dinikmati karyawan Railink, yakni KPR Non-Subsidi, KPR Subsidi, Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), Kredit Agunan Rumah (KAR), Kredit Ringan, Kredit Swadana, KPR Subsidi dengan skema syariah dan KPR Non-Subsidi dengan skema syariah.
Dengan fasilitas tersebut, karyawan anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) bisa mendapatkan pinjaman dengan uang muka mulai dari satu persen, bunga dan margin mulai 5 persen, dengan jangka waktu pinjaman hingga 25 tahun, perlindungan asuransi, serta berbagai program menarik lainnya.
Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto menambahkan, saat ini, jumlah karyawan perseroan masih relatif sedikit. Namun, Heru berharap, jenis kemitraan pemberian fasilitas kredit serupa bisa diperluas ke induk usaha KAI yang jumlah pegawainya telah mencapai ribuan orang.
"Banyak anak-anak muda di KAI yang jabatan sudah bagus, penghasilannya sudah bagi, tetapi kayaknya belum punya rumah. Ini harus segera disasar karena ini pasar yang bagus," pungkas Heru.