ANALISIS

Menakar Sektor Konstruksi Jadi Saham Pilihan Minggu Ini

CNN Indonesia
Senin, 16 Okt 2017 11:03 WIB
Piutang pengguna jasa konstruksi yang biasanya mulai dibayarkan pada kuartal III, bakal membius pelaku pasar untuk melakukan aksi beli.
Sejumlah analis pun kompak menyarankan agar saham blue chip dijual (sell) atau dihindari. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Bila saham konstruksi direkomendasikan beli (buy), maka tidak dengan saham berkapitalisasi besar (blue chip). Pasalnya, rata-rata harga saham blue chip sudah terlalu mahal bagi pelaku pasar.

Sejumlah analis pun kompak menyarankan agar saham blue chip dijual (sell) atau dihindari, khususnya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

Pada perdagangan Jumat 13 Oktober 2017 kemarin, harga saham Telkom berakhir di level Rp4.430 per saham atau terkoreksi tipis 0,23 persen, sedangkan Gudang Garam melemah signifikan 2,13 persen ke level Rp64.200 per saham.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, price to earning ratio (PER) untuk Telkom berada di posisi 18,46 kali dan Gudang Garam di level 19,77 kali. PER biasanya digunakan sebagai salah satu indikator pelaku pasar dalam menimbang kewajaran dari harga saham.

"Telkom juga berpotensi tidak dapat mempertahankan posisinya dalam lelang spektrum," ungkap Robertus.

Kemudian, saham Gudang Garam juga terkena sentimen negatif karena curah hujan yang sedang tinggi. Kondisi tersebut diprediksi dapat menurunkan mutu dari tembakau dan cengkeh itu sendiri.

Disamping itu, Wijen menambah daftar saham Blue Chip yang patut dijual oleh pelaku pasar, misalnya saja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Astra International Tbk (ASII), PT United Tractors Tbk (UNTR), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

"Secara teknikal sudah mahal semua, jadi sudah seharusnya turun," terang Wijen.

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER