Dana 'Nganggur' Pemda di Bank Capai Rp226 Triliun

CNN Indonesia
Minggu, 22 Okt 2017 13:14 WIB
Dana 'nganggur' atau simpanan pemda di perbankan pada September tersebut naik dibanding bulan sebelumnya akibat tambahan dana dari pemerintah pusat
Dana 'nganggur' atau simpanan pemda di perbankan pada September tersebut naik dibanding bulan sebelumnya akibat tambahan dana dari pemerintah pusat. (REUTERS/Darren Whiteside)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, simpanan seluruh pemerintah daerah (pemda) di perbankan mencapai Rp226,6 triliun pada September lalu. Simpanan pemda tersebut naik sebesar Rp15,4 triliun atau sekitar 7,3 persen dari Agustus 2017 senilai Rp211,3 triliun.

Sedangkan dibandingkan September 2016, simpanan pemda meningkat Rp19,9 triliun atau 9,6 persen dari sebelumnya Rp206,75 triliun. Pemicunya, suntikan dari pemerintah pusat bertambah, namun belanja daerah justru melambat.

Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kemenkeu Boediarso Teguh Widodo menjelaskan, pemerintah memang menaikkan jumlah pencairan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) guna menopang kebutuhan daerah jelang akhir tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terdapat kenaikan penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik, Dana Otonomi Khusus (Otsus) Aceh, Dana Tambahan Infrastruktur (DTI), dan Dana Desa," ujar Boediarso kepada CNNIndonesia.com, Minggu (22/10).

Tercatat, penyaluran TKDD melonjak sebesar Rp20,47 triliun atau sekitar 47,1 persen menjadi Rp64 triliun dari bulan sebelumnya yang hanya Rp43,53 triliun.

Selain itu, simpanan pemda juga naik karena ada peningkatan tipis dari pendapatan daerah, yaitu dari Rp24,28 triliun pada Agustus menjadi Rp24,3 triliun. Pendapatan tersebut antara lain berasal dari pajak daerah.

Di sisi lain, belanja daerah justru tercatat seret. Boediarso menjelaskan, realisasi belanja daerah, melambat sekitar 1,29 persen dari Rp74,25 triliun pada Agustus menjadi hanya Rp73,3 triliun pada September.

Menurutnya, hal ini karena ada sebagian program daerah yang belum selesai dijalankan sehingga belum menyerap anggaran. Kendati begitu, Boediarso mengklaim, hal ini masih wajar.

"Jumlah dana simpanan tersebut masih sesuai dengan kebutuhan belanja operasional dan belanja modal untuk tiga bulan ke depan, jadi masih wajar," katanya.

Kendati demikian, Boediarso menekankan bahwa pemerintah pusat tetap mendorong pemda agar sesegera mungkin menggunakan dana yang dimilikinya. Misalnya, dengan cara mencairkan anggaran di bulan berikutnya berdasarkan kinerja penyerapan dan penggunaan anggaran untuk kegiatan.

Simpanan DKI Jakarta Tertinggi

Boediarso merinci, simpanan pemerintah provinsi mencapai Rp83,5 triliun pada September 2017. Jumlah tersebut naik 4,4 persen dari Rp79,99 triliun pada Agustus 2017 dan melejit 49,4 persen dari Rp55,89 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu.

"Berdasarkan provinsi, jumlah simpanan pemda di perbankan terbesar dari Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp25,7 triliun. Diikuti Jawa Barat Rp8,09 triliun, Papua Rp5,28 triliun, Aceh Rp4,95 triliun, dan Jawa Timur Rp4,93 triliun," terangnya.

Ia juga menjelaskan, simpanan pemerintah kabupaten tercatat Rp108,58 triliun pada September. Jumlah tersebut naik 9,4 persen dari Rp99,22 triliun pada Agustus 2017, tetapi turun 6,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu Rp116,53 triliun.

Adapun simpanan terbesar berasal dari Tangerang mencapai Rp1,78 triliun. Lalu, Badung Rp1,73 triliun, Bogor Rp1,69 triliun, Bekasi Rp1,68 triliun, dan Bandung Rp1,24 triliun.

Sementara itu, pemerintah kota mencatatkan simpanan di perbankan mencapai Rp34,56 triliun pada September. Angkanya naik 7,8 persen dari Rp32,05 triliun pada Agustus 2017 dan meningkat tipis pula 0,7 persen dibandingkan September 2016 senilai Rp34,32 triliun.

Kota terbesar yang memiliki simpanan di perbankan, yaitu Surabaya senilai Rp3,03 triliun, Cimahi Rp2,07 triliun, Tangerang Rp1,57 triliun, Medan Rp1,35 triliun, dan Magelang Rp1,27 triliun.

"Namun, simpanan itu bukan hanya dimiliki daerah yang bersangkutan, bisa juga merupakan milik pemda lain tapi menyimpannya di perbankan daerah lain," pungkasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER