Jakarta, CNN Indonesia -- Operator bandar udara PT Angkasa Pura II (Persero) mengklaim proses pembebasan tanah untuk pembangunan landasan pacu (runway) ketiga di Bandara Internasional Soekarno-Hatta telah berjalan lancar.
Hingga bulan ini, perseroan bersama Tim Pembebasan Tanah yang dikepalai oleh Badan Pertanahan Nasional telah membebaskan tanah seluas 21 hektare (ha) terdiri dari 171 bidang di Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang, Banten. Tanah tersebut berlokasi di tiga desa yaitu Desa Bojong Renged, Benda, dan Selapang Jaya.
Sebelumnya, pembebasan lahan untuk pembangunan runway di wilayah Tangerang itu mengalami kendala kesepakatan harga tanah antara yang ditawarkan pihak pengembang dan warga terdampak. Pada akhirnya dilakukan penilaian ulang harga tanah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses pengadaan atau pembebasan tanah tersebut telah mengikuti prosedur sesuai ketentuan yakni, penilaian oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP), musyawarah dengan pemilik tanah, validasi data kepemilikan tanah, pembayaran uang ganti kerugian, sertifikasi, dan penyelesaian dokumen.
“Pihak AP II dan warga pemilik tanah bersama-sama mengikuti prosedur sehingga semuanya dapat berjalan sesuai dengan koridor. Beberapa bidang tanah juga telah memasuki proses konsinyasi di Pengadilan Negeri sehingga pembangunan runway ketiga ini dapat dilakukan tepat waktu," tutur Direktur Utama APII Muhammad Awaluddin dalam keterangan resmi, dikutip Senin (23/10).
Pria yang akrab disapa Awal ini mengungkapkan, total kebutuhan lahan untuk pembangunan runway ketiga mencapai 216 ha. Sebelumnya, perseroan baru memiliki lahan 49 ha. Dengan tambahan 21 ha, maka perseroan kini telah menguasai 70 ha.
"Saat ini, proses musyawarah juga tengah dilangsungkan terhadap pemilik tanah lainnya dan kami berharap dapat segera mencapai mufakat sehingga pembebasan tanah cepat dilakukan,” ujarnya.
Terakhir, perseroan telah melakukan musyawarah dengan warga desa Rawa Rengas pada tanggal 26-28 September 2017 dan 4-5 Oktober 2017 terhadap pemilik dari 571 bidang di mana sebagian besar telah menyatakan setuju atas nilai ganti kerugian yang ditawarkan, selanjutnya akan dilakukan musyawarah dengan warga desa Rawa Burung.
Runway ketiga dengan dimensi 3000 x 60 meter persegi ini ditargetkan dapat mulai dioperasikan pada tahun depan. Khusus pengembangan di sisi udara, selain pembangunan runway ketiga, perseroan juga melakukan pembangunan infrastruktur pendukung pembangunan runway capacity 86 atau IRC-86, pembangunan east cross taxiway, dan perluasan apron guna mengakomodir sebanyak 114 pergerakan pesawat per jam.
Sebagai informasi, pembangunan runway ketiga termasuk pengembangan sesuai grand design Bandara Internasional Soekarno-Hatta dalam meningkatkan kapasitas sisi udara dan melengkapi pengembangan di sisi darat yang telah dilakukan yakni pembangunan Terminal 3, operasional Skytrain yang menghubungkan seluruh terminal, pembangunan stasiun kereta bandara, dan ke depannya revitalisasi Terminal 1 dan 2, pengembangan Cargo Village dan sebagainya.
Guna membebaskan lahan yang dibutuhkan untuk pengembangan runway ketiga, negara telah menyuntikkan modal pada perseroan melalui skema penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp4 triliun.