Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku terus memantau rencana pergantian bos bank sentral AS, The Federal Reserve pada Februari 2018 mendatang. Saat ini, kursi bos The Fed diduduki Janet Yellen.
Menurut Ani, sapaan akrabnya, pergantian ini akan memberikan perubahan pada arah kebijakan The Fed ke depan. Sementara berbagai kebijakan bank sentral AS itu kerap mempengaruhi perekonomian Tanah Air.
Oleh karena itu, kata Ani, penting bagi pemerintah Indonesia untuk membuat proyeksi serta antisipasi terhadap kebijakan yang mungkin terjadi saat bos The Fed berganti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan lihat siapa yang akan terpilih dan kami lihat arah kebijakannya," ujar Ani, Selasa (24/10).
Menurut analisanya, kebijakan The Fed ditangan Yellen saat ini banyak bergantung pada data perekonomian yang terekam, seperti data pergerakan harga atau inflasi dan data ketenagakerjaan.
Ia pun memprediksikan, pengambilan kebijakan dari dua data tersebut masih akan menjadi tolak ukur bagi calon bos The Fed baru. Sehingga, yang perlu dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengantisipasi kebijakan The Fed ialah terus memantau data perekonomian Negeri Paman Sam itu.
Sementara untuk ekonomi AS terkini, disebutnya tengah ada pergerakan dari sektor riil.
"Pada dasarnya dari perekonomian AS adanya pergerakan di sektor rill-nya, dari sisi unemployment, inflasi, dan harga-harga akan menentukan posisi The Federal Reserve," terangnya.
Senada, Bank Indonesia (BI) melihat, perubahan kebijakan The Fed akan mempengaruhi perekonomian dalam negeri, khususnya langsung memberi dampak pada nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar AS.
Dampak lainnya, tentu pada sikap The Fed dalam menentukan kebijakan moneternya, misal suku bunga acuan The Fed dan juga kebijakan makroprudensialnya.