Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang PS Brodjonegoro menegaskan, pembangunan infrastruktur di daerah harus memperhatikan kepentingan penyandang disabilitas di daerahnya.
"Kami ingin kota-kota di Indonesia jadi yang namanya
liveable city (kota yang nyaman didiami),” ujarnya di Jakarta, Selasa (31/10).
Lebih lanjut Bambang menjelaskan, kota yang nyaman ditinggali haruslah memberikan kemudahan akses bagi para seluruh penduduknya, termasuk di dalamnya penyandang disabilitas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan memberikan kemudahan akses bagi penyandang disabilitas, menurut dia, dapat memutuskan rantai masalah kemiskinan yang membelenggu di Indonesia.
"Ada korelasi yang kuat antara
poverty (kemiskinan) dengan
disability (cacat),” imbuh dia.
Berdasarkan data United Nation (UN), sekitar 80 persen penyandang disabilitas di dunia hidup dibawah garis kemiskinan.
Sementara, melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 68,3 persen penyandang disabilitas di Indonesia memiliki tingkat Capital Expenditure (Capex) dibawah US$2 ribu per hari.
Beberapa akses penting yang dibutuhkan oleh kaum disabilitas adalah akses kesehatan dan pendidikan. Hingga kini, hanya 77 persen kaum disabilitas yang mampu mengenyam pendidikan.
Tidak cuma itu, Bambang juga meminta kesetaraan perlakuan kerja bagi para kaum disabilitas. Menurutnya, hal ini sejalan dengan tujuan butir 8 yang tertuang dalam Sustainable Goal Development (SDG) untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan.
Ia mengaku, masih melihat banyak kaum disabilitas yang mengalami tindak diskriminatif dalam mencari pekerjaan. Hal ini dikhawatirkan meningkatkan jumlah pengangguran.
Temuan International Labor Organisation (ILO) menyebut bahwa tingkat pengangguran penyandang disabilitas lebih tinggi dua hingga tiga kali dibandingkan dengan penduduk nondisabilitas.
“Penyandang disabilitas masih diperlakukan diskiriminatif. Mereka susah mendapatkan kerja,” pungkasnya.
(dit/bir)