Pembangunan Infrastruktur Diimbau Ramah Kaum Disabilitas

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Rabu, 01 Nov 2017 07:40 WIB
Menurut Bappenas, kota yang nyaman ditinggali haruslah memberikan kemudahan akses bagi para seluruh penduduk, termasuk penyandang disabilitas.
Menurut Bappenas, kota yang nyaman ditinggali haruslah memberikan kemudahan akses bagi para seluruh penduduk, termasuk penyandang disabilitas. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang PS Brodjonegoro menegaskan, pembangunan infrastruktur di daerah harus memperhatikan kepentingan penyandang disabilitas di daerahnya.

"Kami ingin kota-kota di Indonesia jadi yang namanya liveable city (kota yang nyaman didiami),” ujarnya di Jakarta, Selasa (31/10).

Lebih lanjut Bambang menjelaskan, kota yang nyaman ditinggali haruslah memberikan kemudahan akses bagi para seluruh penduduknya, termasuk di dalamnya penyandang disabilitas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan memberikan kemudahan akses bagi penyandang disabilitas, menurut dia, dapat memutuskan rantai masalah kemiskinan yang membelenggu di Indonesia.

"Ada korelasi yang kuat antara poverty (kemiskinan) dengan disability (cacat),” imbuh dia.

Berdasarkan data United Nation (UN), sekitar 80 persen penyandang disabilitas di dunia hidup dibawah garis kemiskinan.

Sementara, melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 68,3 persen penyandang disabilitas di Indonesia memiliki tingkat Capital Expenditure (Capex) dibawah US$2 ribu per hari.

Beberapa akses penting yang dibutuhkan oleh kaum disabilitas adalah akses kesehatan dan pendidikan. Hingga kini, hanya 77 persen kaum disabilitas yang mampu mengenyam pendidikan.

Tidak cuma itu, Bambang juga meminta kesetaraan perlakuan kerja bagi para kaum disabilitas. Menurutnya, hal ini sejalan dengan tujuan butir 8 yang tertuang dalam Sustainable Goal Development (SDG) untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan.

Ia mengaku, masih melihat banyak kaum disabilitas yang mengalami tindak diskriminatif dalam mencari pekerjaan. Hal ini dikhawatirkan meningkatkan jumlah pengangguran.

Temuan International Labor Organisation (ILO) menyebut bahwa tingkat pengangguran penyandang disabilitas lebih tinggi dua hingga tiga kali dibandingkan dengan penduduk nondisabilitas.

“Penyandang disabilitas masih diperlakukan diskiriminatif. Mereka susah mendapatkan kerja,” pungkasnya. (dit/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER