Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah dan Bank Indonesia menyebut pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun tidak akan mencapai target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Penyesuaian (APBNP) sebesar 5,2 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan, pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun diproyeksi sebesar 5,17 persen, atau 0,03 persen di bawah target APBNP 2017. Meski begitu, angka ini lebih baik dibanding pertumbuhan ekonomi tahun lalu sebesar 5,02 persen.
Angka itu dipengaruhi oleh membaiknya konsumsi masyarakat kelas menengah maupun kelas masyarakat dengan berpendapatan menengah ke bawah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini ditandai dengan peningkatan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di akhir kuartal III, dan diharapkan tren ini akan membaik pada kuartal IV mendatang. Pada September lalu, pertumbuhan PPN mencapai 12,14 persen dan diperkirakan naik lagi jadi 12,29 persen di bulan Oktober.
“Pemerintah estimasi pertumbuhan ekonomi di kuartal III ada di angka 5,2 persen dan kuartal IV di angka 5,4 persen. Total seluruh tahun adalah 5,17 persen,” ujar Sri Mulyani, Selasa (31/10).
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memprediksi pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun nanti berada di angka 5,15 persen. Menurutnya, faktor perbaikan ini tak hanya disebabkan oleh faktor internal, namun juga faktor eksternal.
Ia menyebut, harga komoditas terus meningkat dan rata-rata mencapai pertumbuhan sebesar 18 persen hingga Oktober tahun ini. Perbaikan harga ini tentu saja mampu mendongkrak ekspor menjadi lebih baik.
Tak hanya dari sisi harga, volume perdagangan dunia juga diperkirakan membaik dengan pertumbuhan yang diperkirakan mencapai 2,9 persen tahun ini.
“Angka ini tentu saja lebih baik dibandingkan tahun lalu yang hanya sebesar 1,4 persen,” paparnya.
Selain itu, lembaga internasional juga memberikan pandangan positif untuk pertumbuhan ekonomi tahun ini. Ia mencontohkan, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia yang merevisi target pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,5 persen di tahun ini menjadi 3,6 persen.
“Kami melihat optimisme, di Eropa ada perbaikan, di China perbaikan, dunia membaik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I sebesar 5,01 persen. Namun pembahasan di semester II akan ada pemulihan lebih baik lagi,” jelasnya.