Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang (IBS) sebesar 5,51 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III 2017. Angka ini tercatat lebih tinggi dibanding kuartal II/2017 sebesar 3,89 persen dan periode yang sama tahun lalu sebesar 4,87 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pertumbuhan ini disebabkan karena seluruh sektor industri mengalami perbaikan. Sektor manufaktur yang paling menunjukkan perbaikan adalah industri logam dengan pertumbuhan 11,97 persen (yoy). Kondisi ini, lanjutnya, disebabkan produksi industri baja mengalami perbaikan.
Meski demikian, porsinya terbilang kecil sehingga tidak begitu berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan pada kuartal III.
“Share-nya masih kecil, hanya 0,28 persen saja terhadap kue industri besar dan sedang,” jelas Suhariyanto di Gedung BPS, Rabu (1/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, dorongan terbesar ditopang oleh industri makanan dan minuman dengan pertumbuhan masing-masing 9,24 persen dan 3,4 persen, namun berkontribusi hingga 27,13 persen terhadap total pertumbuhan produksi. Di samping itu, terdapat juga indusrti bahan kimia yang juga mencatat pertumbuhan sebesar 9,3 persen.
Sayangnya, terdapat pula industri yang mencatat kinerja negatif seperti industri komputer, barang elektronik, dan optik yang turun 1,78 persen dan industri kertas yang menurun 2,73 persen. Kendati demikian, ia tak menjelaskan kontraksi produksi tersebut.
“Memang secara keseluruhan, industri masih bergantung pada industri makanan dan minuman. Dengan angka 5,51 persen, pertumbuhan industri besar kali ini cukup baik, namun tetap ada sektor yang perlu dicermati,” paparnya.
Kendati demikian, kondisi ini tidak diikuti dengan pertumbuhan industri kecil dan menengah (IKM). Berdasarkan periode yang sama, pertumbuhan produksi IKM hanya 5,34 persen (yoy), atau menurun dibanding tahun sebelumnya 5,75 persen.
Pertumbuhan tertinggi malah terjadi pada kelompok industri komputer, barang elektronik, dan optik dengan pertumbuhan 35,99 persen (yoy), atau berbanding terbalik dibanding kondisi yang terjadi di industri besar dan sedang. BPS sendiri, lanjut Suhariyanto, masih mencermati anomali ini.
“Ini polanya beda dengan industri besar dan sedang, karena yoy industri komputer cukup besar. Memang kontribusi IKM ini masih lebih kecil dibanding industri besar, namun jumlahnya cukup banyak,” pungkasnya.