Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi menunjuk Jerome Powell untuk menggantikan Janet Yellen memimpin Bank Sentral AS atau The Federal Reserve pada Kamis (3/11) waktu setempat.
Powell (64) merupakan seorang pengacara dan bankir yang ditunjuk masuk dalam dewan Fed pada 2012 oleh Presiden Barack Obama. Ia muncul sebagai pilihan Trump dari daftar calon nominasi yang juga mencakup Yellen.
Dalam sebuah pengumuman di Gedung Putih, Trump menggambarkan Powell sebagai pemimpin yang cerdas dan berkomitmen yang akan membangun prestasi Yellen dalam mengarahkan ekonomi A.S. setelah pemulihan krisis keuangan 2007-2009.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika kita ingin mempertahankan semua kemajuan ini, ekonomi kita memerlukan kebijakan moneter yang sehat dan pengawasan yang hati-hati. Kami membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan mantap di Federal Reserve dan Powell akan memberikan hal itu," ujar Trump seperti dikutip dari Reuters, Jumat (3/11)
Powell telah bekerja sama dengan Yellen selama lima tahun terakhir, mendukung arahannya terhadap kebijakan moneter. Masa empat tahun Yellen sebagai pemimpin The Fed berakhir pada awal Februari 2018. Dia akan menjadi kepala bank sentral A.S. yang pertama yang tidak dinominasikan ke masa jabatan kedua sejak tahun 1979.
Trump memuji kepemimpinan Yellen tapi tidak mengatakan mengapa dia tidak kembali memilihnya untuk masa jabatan selanjutnya. Trump hanya menyebut bahwa dia terkesan dengan pengalaman Powell di sektor swasta dan "perspektif dunia nyata" kepada pemerintah.
"Dia mengerti apa yang dibutuhkan agar ekonomi kita tumbuh," kata Trump.
Sementara itu, Powell berjanji untuk menyesuaikan diri dengan risiko keuangan yang muncul dan dampak yang dimiliki Fed terhadap rata-rata orang Amerika.
Dia akan mengambil alih ekonomi yang telah berkembang selama lebih dari delapan tahun dan yang memiliki tingkat pengangguran di level terendah.
"Keputusan kebijakan moneter penting bagi keluarga dan masyarakat Amerika. Saya sangat menyukai rasa misi tersebut dan berkomitmen untuk membuat keputusan dengan objektivitas dan berdasarkan pada bukti terbaik yang ada," terang Powell.
Pemilihan pemimpin baru Fed turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah dalam beberapa hari terakhir.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan, setiap kebijakan Bank Sentral AS ditunggu oleh pelaku ekonomi di seluruh dunia. Untuk itu, menurut dia, Gubernur Bank Sentral AS harus memiliki komunikasi yang klir dan tenang dalam mengambil keputusan sehingga bisa meminimalisasi gejolak perekonomian.
Menurut Sri Mulyani, saat ini, diperlukan adanya kepastian kebijakan moneter AS.
Secara lebih spesifik, ia mengatakan, salah satu kepastian yang dinanti adalah normalisasi suku bunga acuan seiring perbaikan ekonomi negara adidaya tersebut.
“Bagi negara
developing countries, arahnya ada normalisasi. Namun yang belum dipastikan adalah seberapa cepat normalisasi ini dilakukan,” terang Sri Mulyani ditemui Kamis (2/11)
Kendati demikian, menurut dia, Indonesia tetao harus fokus menguatkan pondasi perekonomian sehingga sentimen yang datang dari global, termasuk AS tidak berpengaruh signifikan.
(agi)