Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menggelar diskusi mengenai perkembangan terkini dan berbagi pandangan tentang ekonomi tahun 2018, kemarin Selasa (7/11).
Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede merupakan salah satu yang ikut dalam diskusi tersebut. Josua menyebut, Sri Mulyani masih optimistis dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2018 meski konsumsi rumah tangga (RT) pada kuartal III 2017 melambat.
"Pemerintah masih optimistis mendorong pertumbuhan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) didorong produktif," ucap Josua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, lanjut Josua, pemerintah masih optimistis karena didukung oleh perekonomian global. Maka dari itu, ekspor masih tumbuh 17 persen pada kuartal III 2017.
Pemerintah pun menyadari, jika ekonomi dalam negeri masih bergantung dengan komoditas. Sehingga, jika harga komoditas turun, maka akan berdampak pada tingkat konsumsi masyarakat di kawasan itu.
"Makanya pemerintah berupaya agar ketergantungan pada komoditas ini harus dikurangi, jadi tidak berpengaruh pada konsumsi," sambung Josua.
Selanjutnya, pemerintah juga terus menggalakkan investasi dalam sektor infrastruktur. Ekonom dan pemerintah sepakat jika dampak dari investasi di proyek infrastruktur bakal terasa dalam jangka panjang.
Secara terpisah, ekonom Standard Chartered Aldian Taloputra mengakui, pertumbuhan tingkat konsumsi yang melambat 4,93 persen memang menjadi perhatian pemerintah.
"Itu jadi perhatian pemerintah, salah satu ukurannya pemerintah kan sosial. Pengeluarannya lebih besar dan penerima Program Keluarga Harapan (PKH) lebih ditingkatkan," papar Aldian.
Namun, lagi-lagi Aldian menyebutkan, masih butuh waktu untuk merasakan dampak positif dari proyek infrastruktur secara merata. Saat ini, pengeluaran untuk sektor tersebut memang masih terus dilakukan.
"Jadi manfaatnya masih tunggu waktu," pungkas dia.
(gir)