Jakarta, CNN Indonesia -- Liburan akhir tahun mungkin sudah menjadi agenda wajib bagi masyarakat dari berbagai kalangan, baik yang sudah berkeluarga maupun lajang. Tak dipungkiri, anggaran tentu menjadi hal yang wajib disiapkan agar dompet tidak kempis usai liburan.
Setiap orang umumnya memiliki sumber pendapatan masing-masing. Bagi karyawan, selain dari gaji tetap, beberapa perusahaan juga memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) dan bonus tiap satu tahun sekali. Selain itu, masyarakat juga memiliki tabungan yang mengendap di bank dan bisa digunakan untuk dana liburan.
Namun, Anda sebaiknya jangan asal menggunakan dana simpanannya untuk liburan akhir tahun. Idealnya, Anda bisa menggunakan bonus yang diberikan setiap satu tahun sekali untuk dana berlibur. Sedangkan gaji untuk kebutuhan sehari-hari dan dialokasikan ke berbagai portofolio investasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Paling aman sebenarnya menggunakan bonus tahunan, jadi benar-benar bonus dialokasikan untuk liburan," ucap perencana keuangan, Tejasari Assad kepada CNNIndonesia.com, Jumat (10/11).
Menurut Tejasari, masyarakat bisa bebas menggunakan bonusnya 100 persen untuk liburan akhir tahun, asalkan gaji dan tabungan tidak ikut dicaplok.
Alhasil, tujuan berlibur pun perlu disesuaikan dengan bonus yang diberikan oleh perusahaan. Umumnya, jumlah bonus setara dengan satu kali gaji setiap bulannya.
"Jadi tergantung bonusnya, kalau besar bisa liburan mewah, tapi kalau bonus dikit jadi liburannya biasa saja," sambung Tejasari.
Di sisi lain, perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie menyebut, selain dari bonus sebenarnya masyarakat masih sah-sah saja menggunakan sebagian gajinya untuk berlibur. Namun, porsinya hanya 10 persen.
"Anggaran liburan sebaiknya ditentukan dari sekarang. Kemudian, dananya disisihkan dari penghasilan setidaknya 10 persen," tutur Prita.
Namun, sejumlah perencana keuangan kompak memberikan saran agar masyarakat melakukan perencanaan dalam rentang enam bulan sebelum keberangkatan.
"Atau sebagai alternatif juga bisa mencari paket hemat maupun tiket murah," jelas Prita.
Memang telah jadi rahasia jika harga tiket berbagai transportasi perjalanan luar kota dan luar negeri semakin mahal bila semakin dekat dengan waktu keberangkatan. Apalagi, jika keberangkatan ini dilakukan saat musim liburan (peak season). Hal ini juga berlaku pada harga penginapan.
Kendati demikian, tidak semua orang memiliki perencanaan yang matang dengan rencana kehidupannya. Beberapa orang yang tidak memiliki niat untuk berlibur akhir tahun tiba-tiba tertarik seiring dengan maraknya acara pameran perjalanan (travel fair) yang digelar oleh banyak pihak.
Untuk menyiasatinya, Tejasari memberikan solusi dengan menggunakan fasilitas cicilan dari kartu kredit untuk membeli seluruh keperluan akomodasi.
Dalam hal ini, masyarakat perlu memilih cicilan yang menawarkan bunga nol persen agar isi tabungan tidak terpangkas habis. Lagi-lagi, ia mengingatkan, masyarakat diimbau tidak lapar mata karena pembayaran hanya dilakukan dengan menggesek kartu kredit.
 Foto: CNN Indonesia/Priska Sari Pratiwi |
"Tetap pikirkan jumlahnya sesuai kemampuan tidak, jangan nanti sudah jatuh tempo tidak bisa membayar," tegas Tejasari.
Jika utang tidak dibayar tepat waktu, justru nantinya akan memberatkan karena masyarakat perlu membayar lebih karena dikenakan bunga.
"Misalnya cicilan sebenarnya nol persen, tapi malah kena denda untuk kartu kredit itu 2,75 persen per bulan, itu malah besar dan jadi mahal," ungkap Tejasari.
Namun, bagi mereka yang mendadak dan terpaksa menggunakan gaji atau tabungan yang sebelumnya tidak dipersiapkan untuk liburan, maka diwajibkan menahan porsi belanjanya di bulan itu.
"Jadi hanya mengalihkan alokasi yang sebelumnya digunakan untuk pengeluaran hiburan lainnya, dan liburan pun tidak bisa ke lokasi dengan anggaran yang besar," papar Prita.
Ia merinci, dalam menganggarkan dana liburan akhir tahun, masyarakat setidaknya perlu memikirkan empat kebutuhan, antara lain tiket atau akomodasi, makanan, belanja dan oleh-oleh, serta biaya tidak terduga.
Bagi milenial yang umumnya memiliki gaji dibawah Rp10 juta, maka bisa menggunakan paket liburan murah atau mengajak serta teman-temannya agar biaya selama di tempat liburan bisa ditekan.
Adapun, keluarga pun bisa melakukan liburan hemat dengan memilih tiket murah dan penginapan yang terdaftar di AirBnB. Bisnis AirBnB sendiri memiliki fungsi seperti broker, di mana yang ditawarkan adalah penyewaan kamar, rumah, apartemen, losmen dalam jangka waktu tertentu.
Prita memperkirakan, anggaran sebesar Rp1 juta-Rp5 juta bisa untuk ke Bandung selama tiga hari untuk empat orang. Kemudian, untuk ke Yogyakarta dengan jumlah empat orang bisa menghabiskan dana Rp5 juta-Rp10 juta dalam waktu tiga hari.
"Lalu ke Singapura Rp10 juta-Rp20 juta tiga hari untuk empat orang, ke Jepang Rp30 juta untuk empat orang," papar Prita.
Di samping itu, Tejasari mengingatkan, masyarakat jangan tergoda untuk membelanjakan uangnya di luar anggaran untuk liburan akhir tahun. Seringkali wisatawan tergiur untuk berbelanja, untuk itu mereka perlu pintar-pintar menahan keinginannya.
"Jadi semua sesuaikan saja, belanja banyak tidak apa-apa asal sesuai anggaran dan tidak ambil tabungan. Tabungan untuk investasi saja sebaiknya," pungkas Tejasari.
 Foto: CNN Indonesia/Silvia Galikano |
(lav)