Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia perlu melakukan terobosan ekonomi dengan mendekatkan kawasan industri ke sumber energi terbarukan.
Seperti dikutip Antara, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, instansi sektor industri dan energi perlu berkoordinasi lebih intensif untuk menghasilkan kebijakan yang komprehensif.
"Harus ada koordinasi sektor industri dan sektor energi dalam membangun industri berbasis energi terbarukan, sehingga pengembangan kawasan industri diarahkan ke lokasi dengan potensi energi terbarukan," ujar Bambang dalam Forum Diskusi Kadin bertema "Kebijakan Pembangunan untuk Mendukung Energi Terbarukan" di Bonn, Jerman, Selasa (14/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, perkembangan energi terbarukan menghadapi banyak tantangan, tercermin dari lambatnya pertumbuhan kontribusi energi terbarukan terhadap pasokan energi nasional, dari 6 persen pada 2014 menjadi hanya 7 persen pada 2016.
Padahal, Kebijakan Energi Nasional (KEN) menetapkan target ambisius untuk porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional, yakni sebesar 23 persen pada 2025, bahkan meningkat menjadi 31 persen pada 2050.
Pengembangan energi terbarukan dinilai penting, mengingat seluruh dunia sudah berkomitmen pada 2015 untuk mengurangi emisi karbon, menerapkan ekonomi hijau, dan mengurangi kemiskinan yang berujung pada pembangunan berkelanjutan.
Energi juga berperan sebagai faktor esensial dalam pembangunan berkelanjutan dan mengatasi kemiskinan.
Pengembangan energi terbarukan juga penting karena produksi minyak dan gas terus menyusut selama sepuluh tahun terakhir dan Indonesia menjadi negara importir.
Pada 2021-2022, Indonesia akan menjadi negara importir gas seiring peningkatan permintaan konsumsi gas domestik.
(lav/agi)