Jakarta, CNN Indonesia -- JAKARTA--Penyaluran kredit perbankan hingga September 2017 masih tercatat lesu dan hanya tumbuh 7,86 persen (
year on year/yoy). Kendati demikian, pada periode yang sama, perbankan mampu meraup laba bersih mencapai Rp99,97 trliun atau tumbuh 16,5 persen (yoy).
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI), penyaluran kredit perbankan hingga September 2017 tercatat Rp4.543,59 triliun, tumbuh 7,86 persen (yoy) dibanding periode yang sama tahun lalu Rp4.212,38 triliun. Kendati masih rendah, pertumbuhan kredit tersebut lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun yang tumbuh 6,4 persen (yoy).
Pendapatan bunga perbankan pada September 2017 tercatat hanya tumbuh 5,6 persen (yoy) menjadi Rp537 triliun. Sedangkan beban bunga, naik 6,45 persen (yoy) menjadi Rp271,07 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih perbankan yang masih menjadi kontributor utama pendapatan bank tercatat naik 4,7 persen (yoy) menjadi Rp265,96 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seiring itu, margin bunga bersih
(Net Interest Margin/NIM) perbankan pun turun dari 5,65 persen pada September 2016 menjadi 5,33 persen.
Di sisi lain, pendapatan operasional selain bunga perbankan justru turun dari Rp181,29 triliun pada September 2016 menjadi Rp171,48 triliun. Menariknya, beban operasional bank yang selama ini terus tumbuh, justru turun dari Rp327,74 triliun menjadi Rp318,72 triliun.
Sementara itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan hingga akhir kuartal tiga tahun ini tercatat sebesar Rp5.142,89 triliun, naik 11,7 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp4.604,57 triliun.
Perbankan pun mencatatkan likuiditas yang melonggar pada September 2017. Hal ini ditunjukkan dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan yang turun dari 91,71 persen pada September 2016 menjadi Rp88,74 persen.
Kepala Eksekutif LPS Fauzi Ichsan memperkirakan, likuiditas perbankan hingga akhir tahun ini diperkirakan akan terjaga seiring mulai ekspansifnya belanja pemerintah. Penyaluran kredit perbankan pun akan meningkat dan berada dikisaran 9 persen hingga akhir tahun.
Fauzi pun memperkirakan, margin bunga bersih
(Net Interest Margin/NIM) bank akan terus mengalami tren penurunan hingga tahun depan. Penurunan NIM tersebut seiring tren penurunan bunga kredit perbankan dan tak lagi berlanjutnya tren penurunan bunga deposito bank.
"NIM trennya akan terus turun, tapi tetap saja NIM perbankan kita masih yang paling tinggi," terang Fauzi.
(agi)